Pemilu Israel

Lieberman Sang Kuda Hitam

VIVAnews - Pemungutan suara di pemilihan umum (pemilu) Israel, 11 februari 2009, sudah 99 persen rampung. Namun tidak akan ada pemenang mutlak karena Partai Kadima pimpinan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni hanya unggul satu kursi dari partai Likud pimpinan mantan perdana menteri (PM) Benjamin Netanyahu. 

Siapapun pemenangnya, pasti harus membentuk koalisi dengan menggandeng partai lain demi mengamankan kepentingannya di pemerintahan baru. Situasi itu akhirnya menguntungkan partai yang saat ini berada di urutan ketiga, Yisrael Beiteinu pimpinan Avigdor Lieberman.

Dikenal sebagai partai ultra nasionalis, Beiteinu kemungkinan besar hanya meraih 15 kursi, jauh dari Kadima (30) dan Likud (28). Namun, salah satu dari partai tersebut kemungkinan menggandeng Beiteinu - entah sebagai mitra pemerintah maupun mitra oposisi di parlemen.

Oleh sebab itulah bola kini berada di tangan Lieberman - apakah dia mau bergabung dengan koalisi pimpinan Likud atau Kadima. Pasalnya, sikap politisi berusia 50 tahun itu sangat menentukan komposisi kekuatan Likud maupun Kadima. 

Menurut proyeksi Jerusalem Post, bila Beiteinu bergabung dengan Likud dan partai-partai konservatif, perolehan kursi koalisi sayap kanan di parlemen menjadi 66 buah. Masalahnya, partai-partai konservatif aliran haredi memiliki sikap bersebarangan dengan Lieberman dan partainya - yang tidak mau adanya pengaruh kuat rohaniwan Yahudi dalam politik.

Di sisi lain, Beiteinu bisa bergabung dengan partai-partai sekuler sayap kiri-tengah pimpinan Kadima sehingga bisa mengungguli kekuatan sayap kanan sebanyak 72 kursi di parlemen.

Pada dasarnya, Lieberman lebih cocok bergabung dengan koalisi kiri-tengah karena Beiteinu mendukung solusi "Dua Negara" yang digagas Livni dengan mengakui adanya negara Palestina. Selain itu, agenda sosial Beiteinu juga lebih dekat ke kubu sayap kiri yang digalang Partai Buruh pimpinan Ehud Barak.

Masalahnya, bila bergabung dengan koalisi kiri-tengah, Lieberman dan kawan-kawan separtai akan duduk bersama dengan sejumlah politisi dari partai-partai Arab. Padahal, partai-partai Arab, yang minoritas, sangat sebal dengan kampanye Beiteinu yang menganggap orang-orang Arab di Israel "tidak loyal" kepada negara.

Lieberman, yang bermigrasi ke Israel dari tanah kelahirannya di Moldova pada usia 20 tahun, telah menjadi bintang yang tak disangka-sangka dalam perpolitikan Israel. Politisi yang masih berbicara dengan logat Rusia itu bersama partainya berhasil menggalang dukungan publik, yang kurang sreg dengan keberadaan kaum minoritas Arab.

Oleh sebab itulah, selama berkampanye, Lieberman mengusung jargon "Tak Loyal, Tak Ada Kewarganegaraan." Jargon itu sangat didukung kalangan Yahudi Israel yang menganggap etnis Arab Israel cenderung menjadi "duri dalam onak."

Tak heran, bila sebagian kalangan menganggap Lieberman adalah seorang ekstrimis, bahkan rasis. Namun, Lieberman menampik tuduhan-tuduhan itu. "Saya adalah seorang pragmatis," kata Lieberman seperti dikutip laman JTA, kantor berita global kaum Yahudi. 

Kendati demikian, Lieberman adalah seorang pendukung solusi "Dua Negara." Maka, salah satu platform politik partainya yaitu menerapkan rencana meninjau kembali perbatasan Israel-Palestina dengan mencaplok wilayah-wilayah yang didominasi warga Israel dan melepas wilayah yang didominasi orang Arab.
 
Agenda lain Lieberman adalah mewajibkan pengambilan sumpah setia warga kepada negara Israel demi mengurangi kekuatan politik etnis Arab. Bila ada warga Israel yang menolak menandatangani sumpah dan tidak menjalani wajib militer atau bela negara, kewarganegaraan yang bersangkutan bakal dicopot dan tidak punya hak pilih kendati sudah berstatus sebagai penduduk tetap.

Strategi Perumnas Gandeng Telkomsel Sasar Pasar Hunian bagi Milenial dan Gen-Z
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Istana Tegaskan Jokowi Tidak Ada Agenda Kunjungan Kerja ke Surabaya

Pelaksana Tugas Deputi Protokol dan Pers Media Istana Presiden, Yusuf Permana menegaskan tidak ada jadwal Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kunjungan kerja ke Surabaya.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024