VIVAnews - Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dinilai mantan Presiden Megawati Soekarnoputri masih kurang tegas dalam upaya mendorong membangunan infrastruktur. Sikap ini yang membuat proyek infrastuktur mandek.
"Saya heran pemerintah tidak bisa jalankan kebijakan pembangunan jalan seperti saya yang dulu dapat amanah Rp 350 triliun. Cipularang jadi, dua jalur pantura, double track. Apa pemerintah (SBY) yang tidak mengkoordinir dengan baik? Kalau bisa berikan arahan yang jelas dan tegas harusnya bisa jalan," kata Mega dalam diskusi di Jakarta, Jumat 13 Februari 2009.
Pernyataan Mega ini terkait pertanyaan yang dilontarkan pengusaha Chris Kanter. Chris menanyakan solusi yang akan dijalani Mega menghadapi masalah infrastruktur yang masih banyak terganjal masalah seperti pembebasan tanah, di mana pengusaha harus tunduk kepada tekanan massa bukan pada ketentuan hukum yang berlaku sehingga menghambat pembangunan infrastruktur itu sendiri. Menurut Mega, kalau pemerintah bisa tegas seharusnya kendala-kendala seperti itu bisa diatasi.
Meski mengkritik pemerintah saat ini, dalam diskusi itu Mega juga tidak luput dari kritikan yang dilancarkan kalangan pengusaha nasional, terutama menyangkut kebijakan yang diambil saat ia menjabat presiden.
Chris mengkritik undang-undang ketenagakerjaan yang dikeluarkan saat Mega menjadi presiden. Undang-undang itu dinilai tidak kondusif. "Kalau begini, bagaimana kebijakan ke depan nanti?" tanya Chris. Ia juga bertanya kepada Mega, bagaimana ia akan membangun iklim investasi dan bagaimana investor bisa mendapatkan perlindungan yang pantas jika menjadi presiden nanti. Sebab yang terjadi selama ini, kebijakannya cukup bagus, namun implementasinya luar biasa jelek.
Sedangkan pengusaha Rachmat Gobel menyoroti bagaimana industri tidak berkembang dengan baik yang disebabkan tidak adanya kebijakan yang kuat di sektor industri. "Roadmap tidak jelas di pemerintahan sekarang," kata dia.
Menanggapi soal ini, Mega mengatakan, akan mengupayakan investor mendapatkan kenyamanan. Kontrak harus tetap berlaku sesuai kesepakatan antara pemerintah dan investor. Sebab persoalan yang terjadi saat ini investor tidak mendapat apa yang mereka butuhnya.
Sementara ekonom INDEF Iman Sugema mengatakan, agar iklim investasi dan pembangunan infrastruktur berjalan lancar memang harus ada arahan jelas dari pemerintah, sehingga tercipta lapangan kerja. "Setahu kami, banyak perusahaan yang sudah menyiapkan dana tapi karena kelambanan birokrasi jadi tertunda. Pemerintahnya tidak siap. Kesalahan sekarang, keputusan pemerintah tidak segera. Investasi juga begitu, kita harus memerangi ekonomi biaya tinggi. Tidak ada dusta di antara kita," kata dia.
VIVA.co.id
17 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Suzuki Indomobil Sales (SIS) recall Suzuki Jimny 3 pintu akibat fuel pump. Hanya sebagian, yaitu 448 unit yang diproduksi 20 November 2017, sampai 29 Agustus 2019.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
28 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Review Film Dua Hati Biru, Tamparan Realita tentang Nikah Dini Bertabur Drama-Komedi yang Sempurna!
IntipSeleb
39 menit lalu
Sinopsis dan review film Dua Hati Biru, film drama-keluarga garapan Gina S. Noer yang dibintangi oleh Aisha Nurra Datau dan Angga Yunanda, siap tayang pada 17 April 2024.
Hukum Hutang Puasa Belum Dibayar hingga Ramadan Berikutnya, Ini Kata Rhoma Irama
JagoDangdut
9 menit lalu
Seperti salah satunya yang bertanya tentang hutang puasa yang belum di bayar pada ramadan sebelumnya tetapi sudah keburu ramadan lagi. Begini kata Rhoma Irama.
Selengkapnya
Isu Terkini