Edwan Ruriansyah

Meneer Hiddink Menutup Liang Kubur Chelsea

Seorang fans Chelsea menulis surat kepada klubnya. Sambil berlinang air mata, dia bilang bahwa pemecatan Luiz Felipe Scolari membuat The Blues bak menggali liang kuburnya sendiri.

Begitulah. Roman Abramovich kembali bertitah. Dan tak seorang pun yang mampu mencegahnya. Juga Big Phil yang hanya menjadi "buruh" buat taipan minyak Rusia itu.

Fans The Blues pantas gundah meratapi nasib klubnya yang kembali gonjang-ganjing di tangan Scolari. Padahal, sesuai julukannya, Pensioners, Scolari selalu menghadirkan keajaiban di tim yang ditanganinya.

Pensioners membawa Brasil jadi juara Piala Dunia 2002. Berikut hidupnya kembali ketajaman Ronaldo Luis Nazario sebagai top skorer dengan delapan gol.

Padahal, ketajaman Ronaldo sempat menghilang akibat cedera dan glamor kehidupan di luar lapangan. Tapi, si playboy ini mampu menjadi pengoleksi gol terbanyak di Piala Dunia sepanjang masa.

Romantisme Scolari dan Brasil coba dibangkitkan Roman Emperor di Chelsea. Di awal musim, senyum Roman terus mengembang ketika The Blues terus memimpin klasemen dan berada di trek juara.

Tapi, jelang pertengahan musim, senyum Roman dan Scolari mendadak hilang berikut hasil negatif Frank Lampard cs. Bukan hanya di Premier League, tapi juga di Liga Champions serta dua ajang lainnya.

Publik Stamford Bridge yang semula mulai lupa, kembali dibangkitkan oleh romantisme era Jose Mourinho. Desakan pun makin kencang sehingga Roman memecat Scolari.

Padahal, pemecatan ini membuat Chelsea nyaris bak keledai. Mereka terperosok ke lubang dua kali. Langkah deja vu seperti ketika Roman mengusir Mourinho dari Stamford Bridge, hampir dua musim lalu.

Romantisme era Mourinho pun bangkit kembali. Publik Stamford Bridge makin merindukan sosok kontroversial tapi memberikan banyak gelar buat Chelsea itu.

Pasalnya, suksesor Mourinho, Avram Grant, gagal total meneruskan kinerja apik yang telah terbangun. Lolos ke final Liga Champions musim lalu hanya warisan terindah The Special One kepada Grant yang akhirnya gagal memberikan satu trofi pun buat The Blues.

Era Hiddink

Mourinho tak bisa  diganggu gugat. Karena tahtanya telah kokoh di Inter Milan. Kini Chelsea menatap masa depan dengan manajer baru asal Belanda, Guus Hiddink.

Keraguan pantas menyelimuti Hiddink ketika ditunjuk menjadi manajer baru Chelsea. Meski dekat dengan Abramovich, kursi Meneer Hiddink tetap lah panas. Apalagi, ia harus berbagi konsentrasi dengan Timnas Rusia.

Hiddink bilang bahwa Chelsea belum keluar dari jalur pacuan kuda Premier League yang kini diisi duet merah: Manchester United dan Liverpool. Tapi, bukan hal mudah membentuk karakter baru di tengah atmosfer Premier League. Karakter keras yang bukan lagi old fashioned mengandalkan kick and rush, tapi juga kental dengan variasi gaya Eropa daratan.

Meneer Hiddink boleh saja sukses di Rusia, Australia, maupun Korea Selatan. Tapi, ia gagal mengangkat Real Madrid dari keterpurukan di Liga Spanyol (La Liga) musim 1998/1999. Salah satu liga mapan bersama Liga Inggris (Premier League) dan Italia (Serie A).

Kondisi Santiago Bernabeu saat itu mirip Stamford Bridge masa kini. Penuh kecemasan dan kegundahan prestasi.

Dari 34 laga, Madrid kalah 11 kali dan persentase kemenangannya hanya 55,88, sekaligus terburuk dalam karir Hiddink. Ia pun dipecat sebelum musim berakhir.

Sukses Hiddink pun hanya dipetik di liga negerinya, Belanda (Eredivisie). PSV Eindhoven enam kali dibawanya meraih  predikat kampiun Eredivisie.

Predikat spesialis semifinalis juga layak disematkan kepada Hiddink. Bersama PSV di Liga Champions, Belanda (Piala Dunia 1998) dan Korsel (PD 2002).

Maukah pemilik sekelas Roman Abramovich hanya ingin melihat timnya jadi semifinalis? Tentu tidak. Roman Emperor masih rindu trofi Eropa (Liga Champions) dan menancapkan kuku Si Biru di Benua Biru itu.

Hanya waktu yang akan membuktikan ucapan Hiddink. Mampukah ia membalikkan waktu dan keluar dari bayang-bayang romantisme era Jose Mourinho?

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya
PT Pos Indonesia (Persero) Salurkan Bansos dan PKH ke 2.500 Keluarga Penerima Manfaat

Bansos Sembako dan PKH Kembali Disalurkan, Pos Indonesia Wanti-wanti Ini

PT Pos Indonesia (Persero) kembali menyalurkan bansos sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024