Empat Sektor Industri Alami Penurunan

VIVAnews - Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia sepanjang triwulan keempat 2008 mengalami penurunan sebesar 1,56 persen. Setidaknya empat sektor ekonomi mengalami kontraksi usaha.

Penyumbang terbesar penurunan tersebut adalah sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian.  Kontraksi usaha tersebut terjadi untuk pertama kalinya setelah selama enam periode survei sebelumnya selalu mengalami ekspansi.

Dari survei Kegiatan Dunia Usaha yang dikutip dari situs Bank Indonesia, Senin 16 Februari 2009 disebutkan, turunnya tingkat permintaan baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai imbas dari krisis ekonomi global menjadi faktor penyebab kontraksi usaha pada triwulan keempat 2008. Selain itu faktor-faktor lainnya yang menyebabkan kontraksi usaha antara lain: pengaruh faktor musiman, persaingan produk yang sejenis dan situasi pasar yang memburuk.

Berdasarkan sektor ekonomi, penurunan kegiatan usaha terjadi pada empat sektor ekonomi dengan penyumbang terbesar dari sektor industri pengolahan (-2,75 persen), diikuti oleh sektor pertambangan & penggalian (-2,38 persen), sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan (-0,57 persen) dan sektor bangunan (-0,29 persen).

Sementara itu, lima sektor ekonomi lainnya masih mengalami ekspansi usaha meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Penyumbang terbesar ekspansi usaha tersebut adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (2,68 persen) dan diikuti sektor perdagangan, hotel & restoran (0,58 persen) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (0,51 persen).

Triwulan I 2009


Hasil survei juga menunjukkan pada triwulan pertama 2009, responden memperkirakan perlambatan kegiatan dunia usaha masih akan berlanjut yang tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) 1,14 persen lebih rendah dibandingkan perkiraan kondisi usaha pada hasil survei sebelumnya (SBT 14,00 persen).

Penurunan optimisme terhadap perkiraan kegiatan usaha mulai terjadi pada survei di triwulan ketiga 2008 seiring dengan  memburuknya kondisi perekonomian global. Sektor ekonomi yang diperkirakan akan mengalami kontraksi usaha pada triwulan pertama 2009 adalah sektor industri pengolahan (-2,11 persen), sektor jasa-jasa (-0,17 persen) dan sektor bangunan (-0,10 persen)

Meskipun perekonomian pada triwulan pertama 2009 diperkirakan masih mengalami kontraksi, terdapat beberapa sektor ekonomi yang mengalami ekspansi usaha yaitu: sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan (SBT 1,83 persen) dan sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan (SBT 1,32 persen).

Dijelaskan, faktor pendorong ekspansi usaha pada sektor tersebut adalah keadaan musim/cuaca yang mendukung serta mulai masuknya musim panen di sektor pertanian khususnya subsektor tanaman bahan makanan, faktor permintaan dalam negeri di sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan, serta meningkatnya pendapatan bunga khususnya di subsektor bank.

Berdasarkan subsektor ekonomi, kontraksi terbesar kegiatan usaha diperkirakan akan terjadi pada subsektor industri angkutan, mesin dan peralatannya (-1,82 persen). Meskipun demikian, terdapat beberapa subsektor ekonomi yang diperkirakan masih akan tumbuh dengan penyumbang dari subsektor tanaman bahan makanan (1,67 persen) dan subsektor bank (SBT 1,18 persen).

Tenaga Kerja

Dijelaskan, sejalan dengan menurunnya kegiatan usaha pada triwulan IV-2008, penggunaan tenaga kerja juga mengalami penurunan  -2,65 persen. Penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada lima sektor ekonomi. Sektor industri pengolahan merupakan sektor ekonomi yang menyumbang penurunan penggunaan tenaga kerja tertinggi -2,98 persen, diikuti oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan (-0,43 persen) dan sektor perdagangan, hotel & restoran (-0,34 persen).

Namun demikian, beberapa sektor ekonomi lainnya masih meningkatkan penggunaan tenaga kerjanya dimana sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor ekonomi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap peningkatan penggunaan tenaga kerja SBT 0,87 persen. Berdasarkan subsektor ekonomi, subsektor industri angkutan, mesin & peralatannya merupakan subsektor yang menyumbang penurunan terbesar pada penggunaan tenaga kerja (-1,56 persen), sebaliknya subsektor bank merupakan subsektor yang menyumbang peningkatan penggunaan tenaga kerja terbesar (0,66 persen).

Penggunaan tenaga kerja pada triwulan I-2009 diperkirakan masih sedikit mengalami peningkatan, namun jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan triwulan sebelumnya. Hal tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh hasil SBT 0,47 persen pada triwulan I-2009 atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (SBT 4,37 persen). Perlambatan terjadi hampir pada seluruh sektor bahkan beberapa diantaranya mengalami penurunan penggunaan tenaga kerja seperti pada sektor industri pengolahan (-2,73 persen) dan sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan (-0,09 persen). Tingginya sumbangan penurunan penggunaan tenaga kerja di sektor industri pengolahan dikarenakan hampir seluruh subsektor ekonomi yang ada didalamnya mengurangi penggunaan tenaga kerja kecuali subsektor industri makanan, minuman & tembakau.

Sementara itu, sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan diperkirakan akan meningkatkan penggunaan tenaga kerja di triwulan I- 2009  sebesar 1,89 persen sedikit lebih tinggi dari periode sebelumnya SBT 1,76 persen. Lebih jauh subsektor bank menjadi harapan untuk menyerap tenaga kerja yang cukup besar (1,26 persen).

Cekcok Hebat dan Bergumul di Kamar, Suami Sadis Ini Tega Bunuh Istri Pakai Obeng
(Tengah) Anggota Komisi C DPRD DKI, Esti Arimi Putri

Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi

Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Esti Arimi Putri menilai pentingnya upaya pemberdayaan daya beli terhadap semua golongan demi mengendalikan inflasi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024