Kebutuhan Obat Kolesterol Anak Makin Tinggi

VIVAnews - Problem kolesterol tinggi kini bukan lagi menyerang orang dewasa. Masalah obesitas dan tingkat kolesterol tinggi yang dialami anak dan remaja semakin meningkat di Amerika Serikat. Sebuah studi menunjukkan tingkat kebutuhan obat penurun kolesterol pada anak terus bertambah.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Saat ini, setidaknya satu persen anak dan remaja AS membutuhkan obat penurun kolesterol. Dan akhir tahun lalu, American Academy of Pediatrics mempertimbangkan untuk memberikan lebih banyak obat penurun kolesterol pada anak-anak usia sekitar delapan tahun.

Studi terbaru dalam jurnal American Heart Association yang ditulis oleh Dr. Stephen Daniels semakin menegaskan bahwa masalah kebutuhan obat kolesterol pada anak sudah demikian tinggi.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

"Pemberian obat penurun kolesterol untuk anak semakin tinggi karena jumlah anak yang mengalami obesitas juga semakin meningkat. Obesitas itu akan membuat kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh juga semakin tinggi," kata Daniels.

Penyakit jantung pada orang dewasa bermula pada masa kanak-kanak. Dan masalah jantung ini paling umum terjadi karena pola makan tak sehat dan obesitas. Untuk itu dibutuhkan pencegahan berupa obat penurun kolesterol pada anak. Pemberian obat penurun kolesterol untuk anak masih cenderung aman.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Dari survei yang dilakukan pada 10 ribu anak AS pada 1999-2006, sekitar 2.700 anak yang berusia 12-17 tahun memiliki kadar koleterol jahat (LDL) dalam tubuhnya sebanyak 5% hingga 7%. Kemudian, para ahli kesehatan anak menyarankan untuk mengatasinya dengan memberikan terapi pengobatan. Yaitu pemberian obat penurun kolesterol.

Dr. William Scott, seorang profesor pediatrik di Universitas Texas Southwestern Medical Center, mengatakan, untuk tetap mengontrol kadar kolesterol pada anak adalah olahraga secara teratur dan pengaturan pola makan.

Tetapi jika si anak secara genetik memiliki keturunan darah tinggi, harus dilakukan pemeriksaan secara rutin agar dapat segera dilakukan pencegahan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya