Laporan Eksklusif Nenden Novianti

Dua Hari Bersama Hillary

"Berikut catatan harian Nenden Novianti, blogger dan wartawan VIVAnews, yang terpilih menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam tim liputan lawatan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clinton, ke Jakarta pada 18-19 Februari 2009."

Kondisi Mengenaskan 5 Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Jakarta Selatan

Bagian I

VIVAnews - Rabu 18 Februari 2009. Pukul 09.00 saya sudah tiba di Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan.  Berpakaian resmi, “peralatan perang”  liputan pun siap menempel di badan. Ransel saya penuh: ada laptop dan modem mobile internet. Lalu di bahu kanan ada tas kamera video dan foto. Tas perlengkapan pribadi dan peralatan lainnya tersampir di bahu kiri.

Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina

Ibu Sofie, staf kedutaan, menyambut saya di pintu gerbang. Dia mengantar saya hingga ke ruang pemeriksaan. Sempat tertahan di ruang pemeriksaan, karena sesuai aturan, semua barang elektronik dan tas harus di tinggal di keamanan. 

Padahal saya harus bergegas, setelah mengikuti briefing persiapan bersama tim dari Kedutaan, saya harus segera menuju Sekolah Dasar Besuki, Menteng.  Tugas pertama hari itu adalah meliput persiapan murid-murid menyambut kedatangan Menlu Amerika Serikat, Hillary Clinton di Bandara Halim Perdanakusumah.

Bakal Stop Beroperasi di Medan, SPBU Shell: Terima Kasih Buat Semua Pelanggan Setia Kami

Akhirnya Tristram Perry (public diplomacy officer) muncul. Dia melobi pihak keamanan agar meloloskan saya dengan peralatan 3 tas itu masuk ke kantor kedutaan. Saya hanya diminta meninggalkan KTP dan mengenakan ID tamu.  Beres.

Ini pertama kalinya saya masuk ke kedutaan dengan ponsel aktif dan peralatan penuh menempel di badan. Biasanya, telepon seluler harus ditinggal di meja keamanan dalam keadaan tidak aktif.

Ada acara pengarahan sekitar 15 menit dengan tim pers kedutaan. Saya diperkenalkan ke hadirin sebagai blogger dari Indonesia yang akan ikut perjalanan Menlu Clinton selama di Indonesia. Saya mendapat ID bertuliskan Official Press berlatar hijau. Benda itu pun terkalung manis di leher saya.

Dengan ID ini saya akan mendapat perlakuan sama dengan Travelling Press,  yaitu 16 wartawan yang ikut pesawat Menlu Clinton dalam kunjungan ke Asia ini. Saya juga berhak ikut di kendaraan van untuk wartawan yang bergerak bersama rangkaian kendaraan Menlu Clinton kemana pun. Saya berhak masuk di tempat acara Menlu Clinton ketika wartawan lain tak bisa.

Liputan pertama saya adalah SD di jalan Besuki. Di sana, ada 44 murid dari kelas 3, 4 dan 5 melakukan gladi bersih acara penyambutan di bandara. Berkali-kali lagu Keroncong Kemayoran dan Sigulempong dinyanyikan anak-anak itu dengan bersemangat.

Asisten Atase Budaya Kedubes AS, Michele Cenzer tak berhenti memotret gladi bersih ini. Usai berlatih, pukul 10 anak-anak beserta empat guru pendamping dan kepala sekolah, naik ke bis yang akan membawa mereka ke Bandara Halim.

Saya pun turut bersama mereka, duduk di sebelah Laras, murid kelas 5 yang wajahnya berpeluh. Dia mengaku letih berlatih selama seminggu. Tapi hatinya senang. Tiba di bandara, anak-anak melanjutkan berlatih pada posisi yang akan ditempati nanti.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton akhirnya tiba di Halim. US Air Force Boeing 757, pesawat dinas Menlu AS itu, mendarat di landasan Bandara Halim Perdanakusumah tepat pukul 14.15 sesuai jadwal.

Turun dari pesawat, mantan Ibu Negara ini mengenakan celana hitam dan atasan merah. Dia terbang tujuh jam dari Tokyo, tapi tak tampak lelah.

Usai menerima sambutan dari Wakil Menteri Luar Negeri  Triono Wibowo, Dirjen Amerika dan Eropa Deplu RI Marsudi, dan Duta Besar AS untuk Indonesia Cameron Hume, Nyonya Clinton menerima karangan bunga yang diserahkan oleh Sheila dan Kei dari SD Besuki. Kepala sekolah SD Besuki Hasimah pun turut memberikan plakat kenang-kenangan kepada Menlu Clinton.

Lagu Keroncong Kemayoran dan Sigulempong pun kemudian dinyanyikan dengan riang oleh murid-murid yang membawa bendera AS dan bendera merah-putih di tangan mereka.

Saya tak bisa menyaksikan acara itu sampai tuntas. Sebagai member of travelling press, saya harus segera bersiap di dalam van sebelum Menlu Clinton masuk ke sedan BMW hitam berplat nomer CD 12 01. Kami bergerak ke hotel Four Season di Kuningan. Menlu Clinton menginap di sana.

Ada waktu rehat satu jam. Para wartawan Travelling Press pun berada di Press Filing Centre di lantai dua. Ruangan function Garden Terrace telah disulap menjadi semacam kantor media. 

Ada dua TV LCD, dan belasan PC terkoneksi ke internet dengan masing-masing nama wartawan dan medianya tertera di setiap meja. Di sudut ruangan juga tersedia makanan dan minuman ringan yang bisa diambil sesukanya.

Agenda pertama Menlu Clinton berkunjung ke Departemen Luar Negeri RI di Pejambon. Pertemuan di Deplu ini berlangsung lebih lama sehingga agenda berikutnya ke Sekretariat ASEAN pun ikut mundur. Dari Deplu, tak semua travelling press ikut ke Sekretariat ASEAN. Mungkin sebagian dari mereka terlalu lelah akibat penerbangan dari Tokyo. Mereka memutuskan kembali ke hotel dan beristirahat.

Di Gedung Sekretariat ASEAN kedatangan Menlu Clinton disambut sangat meriah oleh para staf. Wartawan lokal dan asing berjubel, staf ASEAN berkerumun di lantai dua, tempat pertemuan Menlu Clinton dan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan.

Saya ikut ke lantai dua mengambil gambar pertemuan mereka. Saya sempat ditahan pihak keamanan ASEAN, dan dilarang ikut naik bersama rombongan. Mungkin mereka pikir saya wartawan Indonesia yang nekat. Setelah menunjukkan ID, saya pun lolos.

Di lantai dua, ratusan staf menanti dengan sabar pertemuan usai. Saat Menlu Clinton keluar dari ruang pertemuan, mereka pun serempak memanggil nama Menlu Clinton secara ritmis, Hillary..Hillary..Hillary, sambil bertepuk tangan. 

Saya sempat mendengar komentar bernada heran dari seorang member Travelling Press:  "Are they nuts?" Hmm..heran juga kali mereka melihat antusiasme staf kantor ASEAN ini.

Menanggapi panggilan itu Menlu Clinton mendekat, dan menyalami mereka. Teriakan-teriakan senang terdengar, dan Menlu Clinton tersenyum ramah. Konferensi pers pun digelar. Tak heran bila sambutan bagi Menlu Clinton demikian meriah, karena ini adalah sejarah.

Pertama kalinya Menteri Luar Negeri AS berkunjung ke kantor Sekretariat ASEAN, dan momen bersejarah itu ditandai dengan penandatanganan buku tamu oleh Menlu Clinton.

Agenda berikutnya adalah makan malam bersama masyarakat madani Indonesia di Gedung Arsip Nasional. Sebelumnya dari Sekretariat ASEAN Menlu Clinton kembali ke hotel sejenak.

Menuju Gedung Arsip Travelling Press dibagi dua kelompok keberangkatan. Kameraman dan fotografer diberangkatkan pada kelompok pertama, wartawan tulis dikirim sejam kemudian.

Saya membaca pengumuman itu di Press Filing Centre, dan tertulis di situ, Meet Here. Saya menafsirkannya sebagai tempat berkumpul. Saya pun menunggu. Tapi hingga jam keberangkatan kelompok pertama lebih beberapa menit saya tak melihat seorang pun berkumpul di situ.

Saya bertanya pada petugas pendamping pers dari kedubes AS, dan ternyata mereka sudah berangkat. Waduh kok bisa tertinggal. Tapi dia menawarkan solusi bila saya masih berminat mengejar, karena Menlu Clinton belum berangkat.

Saya pun diberangkatkan sendirian dengan kijang kapsul dengan pengemudi bernama Pak Matsuri. Belakangan saya baru tahu bahwa Pak Matsuri ini berkode sandi Leap Frog alias Kodok Lompat. Awalnya saya tak paham, karena Pak Matsuri menunjukkan kertas bertuliskan Leave Frog 1.

Tapi ketika dia menjelaskan tugasnya sebagai tim sapu bersih untuk tiap kegiatan yang diorganisasi oleh Kedubes AS, sebagai antisipasi bila ada yang tertinggal, saya baru paham. Oh maksudnya kodok lompat, Leap bukan Leave.

Mengemudi dengan kecepatan tinggi dan melanggar lampu lalu lintas bila diperlukan adalah tugas Leap Frog untuk mengantar si penumpang tiba di tempat acara sebelum VVIP. Pesan Pak Matsuri pada saya, “Pegangan ya Mbak!”

Mobil dipacu dengan kecepatan tinggi dari Hotel Four Season menuju Gedung Arsip di bilangan Gadjah Mada melalui Bundaran HI, Thamrin, Medan Merdeka, Harmoni dan Gadjah Mada. Ah.. akhirnya saya tiba tepat waktu, dan langsung bergabung dengan wartawan lain yang sudah menunggu di holding room.

Di Gedung Arsip, jamuan makan malam rupanya berlangsung cukup lama, wartawan menunggu sampai bosan. Saya pikir tak akan ada gambar lagi yang bisa diambil karena pertemuan tertutup. Ternyata saat hidangan penutup, kami travelling press diundang naik lebih dulu untuk meliput pidato Menlu Clinton dan pesannya bagi masyarakat Indonesia.

Berbagai isu diungkap dan ditekankan kembali. Kelompok wartawan lain, meliput di bagian belakang. Paparannya cair dan apa adanya. Jarak seakan terasa dekat.

Sayang, para wartawan tak bisa berlama-lama menyimak paparan Menlu Clinton, karena acara tanya jawab berikutnya berlangsung tertutup. Kami travelling press sudah digiring kembali ke mobil van yang  bersiap di belakang rangkaian BMW CD 12 01.

Lama tak ada pergerakan, para wartawan di van pun mulai gelisah. Akhirnya kami ditawarkan kembali lebih dulu ke hotel dengan bus yang sudah disediakan. Menlu Clinton rupanya masih melakukan tanya jawab. Tak jelas akan selesai berapa lama lagi. Akhirnya kami kembali ke hotel dengan bus.

Sekitar 15 menit kemudian Menlu Clinton tiba kembali di hotel. Dia nampak santai dengan tas hitam di bahu kanannya, berjalan melewati lobi dan masuk ke lift. Usai sudah agenda hari itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya