VIVAnews - Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan indikasi ketidakakuratan data pemegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang terdaftar di PT Asuransi Kesehatan Indonesia.
Hal itu merupakan kesimpulan dari hasil survei yang dilakukan ICW kepada 868 responden pemegang kartu Jamkesmas di kota Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Survei itu dilakukan pada Oktober 2008- Januari 2009.
Peneliti ICW, Ratna Kusumaningsih mengatakan dari total responden, 12,4 persen peserta Jamkesmas tidak memiliki kartu, tiga persen sudah meninggal dunia, 3,1 persen pindah alamat, dan 9,9 persen nama peserta tidak dikenal. Bahkan, kata dia, 22,1 persen responden tidak dapat diverifikasi.
Menurut Ratna, temuan ini merupakan bukti tidak adanya pembaharuan data dari Pemerintah Daerah. "Seharusnya, Jamkesmas orang-orang yang meninggal dan pindah alamat dialihkan ke warga miskin lainnya yang membutuhkan," kata Ratna kepada wartawan, Rabu 25 Februari 2009.
Masalah lain yang dijumpai ICW adalah sosialisasi. Ratna mengemukakan 25,8 perserta responden tidak tahu apa itu Jamkesmas. "Bahkan, rata-rata responden, sekitar 80 persen, tidak tahu manfaat Jamkesmas,"kata Ratna.
ICW mempertanyakan kampanye besar-besaran yang dilakukan Departemen Kesehatan di media massa eletronik dan cetak. Pasalnya, kata Ratna, hanya tiga persen responden yang menjadikan tivi dan koran sebagai sumber informasi. "42 persen itu menyatakan memperoleh informasi dari ketua RT atau RW yang tidak komprehensif," tambahnya.
Instrumen penelitian lainnya yang ditanyakan kepada warga adalah alasan tidak membawa kartu saat berobat. "Riset kami menemukan 23 persen tidak membawa kartu saat ke puskemas dan rumah sakit," ujar Ratna.
Alasan terbanyak yang dikemukan responden adalah tidak tahu kalau dengan kartu itu warga bisa mendaoat pengobatan gratis. "Alasan lain karena takut ditolak atau mendapat pelayanan buruk dari puskesmas dan rumah sakit," kata dia.
Dengan demikian, ICW mendorong adanya perbaikan pelayanan kesehatan dari Departemen Kesehatan terutama untuk rakyat miskin.
VIVA.co.id
23 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Konsep terjadinya Perang Dunia 3 sering kali muncul dalam konteks ketegangan geopolitik, rivalitas militer antara negara-negara besar, dan konflik. Berikut negara siap PD
Houthi: Arab Saudi Ingin Hapus Ayat Al Quran dari Buku Pelajaran untuk Menenangkan Tuntutan Zionis
Dunia
23 Apr 2024
Pemimpin Houthi Yaman, Abdul-Malik al-Houthi baru saja mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversi.
Penduduk pedesaan memiliki peran penting dalam keragaman demografi global. Ada negara-negara di mana sebagian besar penduduknya tinggal di pedesaan.
Mantan Anak Buah Sebut SYL juga Pakai uang di Kementan untuk Kondangan dan Beri Kado Emas
Nasional
23 Apr 2024
Mantan Kepala Biro Umum dan Pengadaan, pada Kementan, Akhmad Musyafak, menjelaskan bahwa Syahrul Yasin Limpo alias SYL, gunakan dana Kementan untuk kepentingan kondangan.
Ada deretan negara mayoritas Muslim yang, menurut data Global Fire Power, memiliki kekuatan militer yang lebih kuat daripada Israel. Israel memang memiliki kekuatannya
Selengkapnya
VIVA Networks
Untuk mempermudah pengguna Suzuki Jimny 5 pintu melakukan modifikasi, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menawarkan obat ganteng, atau aksesori pabrikan untuk Jimny 5 pintu
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Penasaran nggak sih gimana penampakan rumah artis Bollywood yang super megah di Mumbai, India? Yuk intip 5 potret rumah mewah artis Bollywood dengan fasilitas yg lengkap.
Pamer Foto Bareng, King Nassar dan Irish Bella Ramai Dijodohkan Netizen
JagoDangdut
sekitar 1 jam lalu
Penyanyi dangdut, King Nassar menghebohkan publik dengan unggahannya di Instagram pribadinya. Ia terlihat menghadiri perayaan ulang tahun ke-28 aktris Irish Bella.
Selengkapnya
Isu Terkini