Rahul Sood

Nvidia Harus Bergabung dengan AMD

VIVAnews - Di awal 2008, Intel mengisyaratkan bahwa chip Nvidia menjadi semakin usang. Komentar itu meresahkan investor dan membuat geram Jen-Hsun Huang, Chief Executive Officer Nvidia. Ketika sejumlah analis mengonfirmasikan hal ini pada Huang dalam sebuah pertemuan di musim panas 2008, Huang membantah hal tersebut.

Tapi, tidak lama kemudian, bantahan tersebut kembali dan menyerang Nvidia. Sama seperti AMD, Nvidia menghadapi banyak tantangan di tahun 2008, dan ekonomi membuat semua menjadi lebih parah bagi kedua perusahaan. Di saat Intel masih bisa bertahan menghadapi beberapa kuartal buruk lagi, AMD tidak bisa, dan Nvidia juga tidak ingin demikian. Artinya, Nvidia perlu menyingkirkan jauh-jauh bantahannya itu dan merenungkan kembali masa depannya.

AMD sedang dalam masalah pelik.

Saya tidak suka menyebutkannya, karena saya punya banyak teman yang bekerja di AMD, teman-teman baik dari masa lalu dan juga banyak juga yang sudah meninggalkan perusahaan itu karena satu dan lain hal. Kondisi ekonomi saat ini tentunya tidak membantu, tetapi saya sudah melihat beberapa orang terbaik di sana menerima pemutusan hubungan kerja karena faktor-faktor yang sebagian besar dari kita sudah prediksikan beberapa bulan lalu, dengan atau tanpa resesi sekalipun.

Perusahaan sangat membutuhkan uang tunai; kuartal lalu saja mereka mengalami kerugian 600 juta dolar AS, dan apapun yang dilakukan manajemen AMD tampaknya tidak bisa memperbaiki kondisi perusahaan. Beberapa analis menyebutkan bahwa sebagian dari masalah yang dialami AMD adalah karena mereka terus mengambil langkah yang sama, dan mungkin sudah waktunya mereka mengambil model bisnis yang berbeda sama sekali.

Apakah AMD membutuhkan pemimpin baru? Saya tidak menyebutkan bahwa Dirk Meyer adalah CEO yang tidak bagus, tetapi setujukah Anda bahwa merupakan hal yang masuk akal bagi AMD untuk mencari cara yang sama sekali baru? Kalau Anda sepakat, coba pahami pendapat saya; menurut saya, satu-satunya cara bagi perusahaan agar dapat berjalan di arah yang sama sekali baru adalah dengan menyewa orang dari luar. AMD membutuhkan pemimpin yang memiliki pemikiran baru, dan yang lebih penting, bisa membawa ATI dan AMD mampu berkolaborasi dan memiliki visi jangka panjang yang meyakinkan.

Salahkah jika saya berasumsi bahwa banyak hal yang salah di dalam AMD jika melihat kondisi saat ini? Perusahaan telah kehilangan banyak orang-orang hebat dan terus melakukan pemangkasan, moral para pekerja pun menurun. Percaya atau tidak, harapan tetap ada, tetapi sudah waktunya untuk berduka cita dan segera melakukan perubahan.

Jen-Hsun Huang adalah pemimpin yang kuat dalam berbagai hal. Memang, Nvidia telah melakukan sejumlah kesalahan dalam beberapa waktu terakhir, tetapi perusahaan selalu berhasil mengatasinya dan kembali ke puncak. Sampai di awal 2008, Nvidia merupakan perusahaan kesayangan Wall Street, dan sejarah tentu dapat berulang secara sendirinya. Biasanya, waktu dapat menyembuhkan seluruh luka, dan angka-angka yang bagus di Wall Street bisa menyembuhkan apapun.

Jen-Hsun adalah pribadi yang agresif, sangat cerdas, dan ia membawa semangat untuk Nvidia. Seperti Steve Jobs, ia siap melakukan apapun untuk perusahaannya. Tipe kepemimpian totaliter Jen-Hsun berhasil karena ia memiliki kredibilitas yang tinggi dan dapat memberikan inspirasi pada orang banyak, dan ketika ia sedang gembira tentang sesuatu hal, semangatnya sangat menular.

Baik AMD dan Nvidia sedang mengalami tantangan besar di bulan-bulan dan tahun-tahun ke depan. Intel hanya bisa menjadi lebih kuat, lebih efisien, dan lebih hebat. Catat kata-kata saya, langkah Intel untuk terjun ke bidang grafis bukanlah untuk membuat produk yang tanggung. Perusahaan akan terjun secara serius dan tidak ada rencana untuk meluncurkan kartu grafis jelek. Sederhananya, Intel ingin memiliki kontrol atas seluruh ekosistem dan meningkatkan keuntungan. Nvidia sudah melakukan yang terbaik untuk mendorong visual computing, tetapi itu hanyalah teknologi yang bisa dibuat oleh produsen grafis manapun di suatu saat.

Menurut saya, AMD yang tidak memiliki pabrik dan Nvidia perlu bergabung. Tidak akan ada masalah anti-trust di sini karena Intel masih memiliki sebagian besar pangsa basar karena grafis terintegrasi pada chipsetnya. Jen-Hsun perlu memimpin perusahaan itu, menata ulang seluruh perusahaan dan membuatnya jadi efisien. Mereka perlu mempromosikan seluruh top engineer dan producer serta mengoptimalkan middle management.

Perusahaan baru itu nantinya perlu bergabung dalam satu merek. Mengonsolidasikan semuanya di bawah Nvidia dan mulai membangun strategi yang paling gilam agresif dan komprehensif. Mereka perlu mengontrol seluruh ekosistemnya dan jika mereka melakukannya dengan cara yang benar, mereka akan lebih kompetitif dibanding Intel. Dalam kasus ini, satu tambah satu bisa sama dengan lima.

Ini menurut saya merupakan cara terbaik bagi AMD dan Nvidia untuk bertahan dan berhasil dalam jangka panjang. Ini juga akan membuat kompetisi dengan Intel dan mendorong inovasi ke level yang baru. Inilah seni berperang yang sesungguhnya. Mungkin pendapat saya akan memicu masalah, tetapi saya lelah melihat perusahaan terus menerus membenturkan diri ke dinding yang sama berulang-ulang dan berharap akan memecahkan sesuatu.

Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru

* Rahul Sood adalah pencipta komputer high end VoodooPC di tahun 1991 yang kemudian diakuisisi HP tahun 2006. Ia menuliskan opininya di edisi terakhir CPU Magazine.

Syifa Hadju

Hubungan dengan Rizky Nazar Diduga Retak Lantaran Orang Ketiga, Instagram Syifa Hadju Diserbu

Sejak kabar itu viral, banyak warganet yang memberi perhatian kepada Syifa Hadju. Mereka ramai-ramai memenuhi kolom komentar.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024