Tahun 2008

Neraca Pembayaran RI Minus US$1,945 Miliar

VIVAnews - Meski kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2008 mengalami perbaikan dengan mencatat defisit yang lebih kecil, sebesar US$ 0,2 miliar, secara keseluruhan tahun lalu defisit tercatat US$ 1,945 miliar.

Hattrick! Pendeta Gilbert Dilaporkan Lagi soal Penistaan Agama ke Polda Metro

Padahal pada tahun 2007, Neraca Pembayaran Indonesia masih surplus US$ 12,715 miliar.

"Secara umum Neraca Pembayaran Indonesia masih mengalami tekanan karena dampak krisis ekonomi dan keuangan dunia yang semakin meluas. Hal ini terutama terjadi pada sisi neraca perdagangan dan transaksi modal dan keuangan," kata Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Dyah NK Makhijani dalam siaran pers, Kamis 5 Maret 2009.

Defisit terutama dipicu penurunan Neraca Pembayaran Indonesia pada dua kuartal terakhir di tahun 2008, yakni minus US$ 89 juta pada kuartal III danĀ  minus US$ 4,212 miliar di kuartal IV. Sementara pada kuartal I masih surplus US$ 1,032 miliar dan kuartal II surplus US$ 1,324 miliar. Tahun lalu, total transaksi berjalan tercatat US$ 606 juta. Sementara transaksi modal dan finansial minus US$ 1,706 miliar.

Dijelaskan Dyah, kontributor utama dari perbaikan transaksi berjalan adalah penurunan pada defisit neraca pendapatan akibat berkurangnya pembayaran bagi hasil kepada kontraktor migas asing. Beberapa kontributor lain adalah impor minyak yang mengecil karena berkurangnya volume konsumsi bahan bakar minyak serta masih stabilnya penerimaan devisa dari turis asing dan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Berbagai faktor positif tersebut mampu mengimbangi kinerja neraca perdagangan nonmigas yang menurun karena nilai ekspor nonmigas turun lebih tajam daripada nilai impor nonmigas. Resesi ekonomi yang melanda banyak negara berdampak pada melemahnya permintaan ekspor selama triwulan IV 2008, sehingga nilai ekspor nonmigas turun 14,8 persen dibandingkan triwulan III 2008 dan hanya naik 0,2 persen dibandingkan triwulan IV 2007.

Dalam periode yang sama, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik, nilai impor nonmigas turun 12,4 persen dibandingkan triwulan III 2008 tetapi masih naik 27, persen dibandingkan triwulan IV 2007.

Dijelaskan, krisis keuangan global yang semakin dalam sejak September 2008 mengakibatkan transaksi modal dan keuangan pada triwulan IV 2008 mengalami defisit sekitar US$ 3,8 miliar. Proses deleveraging dan repricing di pasar keuangan internasional menyebabkan terjadinya arus keluar modal asing dalam bentuk penjualan surat utang negara, sertifikat Bank Indonesia, dan saham, terutama selama Oktober hingga awal November 2008.

Arus keluar modal asing mulai berhenti sejak pertengahan November 2008 setelah pemerintah di negara-negara maju meningkatkan komitmennya untuk membantu lembaga-lembaga keuangan yang bermasalah dan mengatasi resesi ekonomi melalui stimulus fiskal. Kinerja transaksi modal dan keuangan juga terbantu oleh meningkatnya arus masuk modal dalam bentuk investasi langsung dan pinjaman luar negeri, baik pemerintah maupun swasta. Hal ini sejalan dengan permintaan domestik, khususnya investasi, yang masih tumbuh positif.

Perbasi Apresiasi Sukses Pelita Jaya Tembus Babak Utama BCL Asia
Sekretaris Jenderal DPP PKS Habib Aboe Bakar

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Partai Keadilan Sejahtera, siap menggelar karpet merah untuk Prabowo Subianto, Presiden terpilih Pilpres 2024. Itu akan dilakukan jika Prabowo hadir di halal bi halal PKS

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024