KPU Tak Risau Masyarakat Tak Tahu Jadwal

VIVAnews - Survei yang dilakukan empat lembaga menunjukkan 39 persen masyarakat tidak tahu jadwal pemilu. Namun, hal tersebut tidak menjadi persoalan bagi Komisi Pemilihan Umum.

"Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan," kata anggota KPU Andi Nurpati, di Kantor KPU, Jakarta, Rabu 11 Maret 2009. "Sebab tujuh hari sebelum pemiihan, para pemilih mendapatkan pemberitahuan waktu dan lokasi, jadi pasti tahulah."

Terkait survey, Andi meminta lembaga survey transparansikan sampel, metode, dan kelompok masyarakat yang disurvey. "Jangan sampai yang disurvey tidak memiliki hak pilih," ujarnya. Andi khawatir, sampel yang disurvey tidak punya kartu identitas, atau tidak terdata, atau orang berpindah. "Misalnya, di kota pendidikan, banyak mahasiswa menggunakan KTP asal," katanya.

Menurut Andi, upaya sosialisasi Komisi cukup maksimal. Namun, anggaran sosialisasi dinilanya minim. Sehingga, alokasi pembuatan alat peraga, iklan dan frekuensi penayangannya terbatas. "Berbeda 2004, anggaran pemilu dari APBN dan APBD, jadi di daerah bisa lebih maksimal," katanya.

Perpres nomor 4/2009 yang memungkinkan pemerintah daerah membantu sosialisasi, dinilainya tidak akan maksimal. Sebab, baru keluar bulan Maret. Sedangkan proses birokrasi di pemerintah daerah tidak sederhana. Sehingga waktu sosialisasi setelah bantuan APBD cair pun mepet denganĀ  pelaksanaan pemilu. "Paling maksimal bisa dua minggu. Kalau pemda yang birokrasinya ketat bisa hanya sepuluh hari atau seminggu sebelum hariĀ  pemungutan," katanya.

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia
Duel Vietnam vs Timnas Indonesia

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Harapan pecinta sepakbola melihat Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia kembali muncul. Masih ada berapa tahap lagi untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026?

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024