Imbas Depkeu-BI Tak Sinkron

BI Rate Tak Efektif Turunkan Bunga Kredit

VIVAnews - Pengamat ekonomi Dradjad Wibowo menilai ketidaksinkronan Departemen Keuangan sebagai otoritas fiskal dengan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menjadi salah satu penyebab penurunan BI rate menjadi 7,75 persen tidak serta merta diikuti dengan penurunan suku bunga pinjaman dan simpanan oleh perbankan.

"Sinyal otoritas fiskal dan moneter tidak nyambung, dilihat dari sinyal moneter lakukan penurunan suku bunga, tapi sinyal fiskal malah menjual obligasi dolar dengan bunga 11,75 persen alias sinyal kalau suku bunga naik," kata Dradjad di Jakarta, 11 Maret 2009.

Akibatnya, dia menambahkan, penurunan suku bunga pinjaman hanya sekitar 0,0025 persen.

"BI rate tidak efektif juga karena faktor biaya bank yang masih tinggi, segmentasi likuiditas masih tetap ada, dan yang terpenting karena cost of money masih tinggi," ujarnya.

Padahal, dia menambahkan, secara teori jika BI rate turun, maka suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan ikut turun. "Walaupun di Indonesia dalam praktiknya tidak simetris, kalau BI rate turun misalnya satu persen, suku bunga bank tidak sampai turun sebanyak itu," katanya.

Namun, yang terjadi sekarang menurutnya ketidaksimetrisan tersebut menjadi sangat jomplang.

Drama 4 Gol Lawan Madura United, Dewa United Jaga Asa Tembus Championship Series
Simulasi Makan Siang di Tangerang, Menko Airlangga Hartarto

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diperkirakan membutuhkan 6,7 juta ton beras per tahunnya.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024