Ekonom UI Kritik Tajam Prabowonomics

VIVAnews - Target-target ekonomi calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dinilai terlalu ambisius. Prabowo menurut ekonom Universitas Indonesia Mohammad Ikhsan dianggap tidak mengerti permasalahan.

Menurut Ikhsan, mungkin saja target pertumbuhan ekonomi 10 persen yang digembar-gemborkan Prabowo tercapai. Tapi bagaimana cara mencapainya masih dipertanyakan.

"Dulu SBY-JK juga begitu waktu di awal pemerintahan, target pertumbuhan 7,2 persen, tapi kenyataannya rata-rata 6 persen. Dalam transisi demokrasi seperti saat ini harus ada cost yang harus diterima, yakni growth tak pernah maksimal," tutur Ikhsan kepada VIVAnews, Jumat 13 Maret 2009.

Sering kali, kata Ikhsan, kebijakan yang telah diputuskan di tingkat pusat, tidak berjalan mulus di daerah. Soal anggaran misalnya, belum tentu yang dikucurkan pemerintah pusat ke daerah, langsung disebarkan oleh daerah untuk pembangunan.

"Jadi saya rasa itu terlalu ambisius. Sangat ambisius. Dia tidak mengerti permasalahan. Jangan juga bilang kita akan seperti Rwanda. Indonesia itu masuk negara yang bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen selama lebih 30 tahun. Hanya 15 negara yang bisa seperti itu,"  katanya.

Prabowo saat peluncuran bukunya  "Membangun Kembali Indonesia Raya Haluan Baru Menuju Kemakmuran", Kamis, 13 Maret 2009 mengatakan ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia 10 persen atau dua digit seperti China. Menurut Prabowo, jika ekonomi Indonesia tumbuh 7 persen per tahun, Indonesia akan tetap masuk kategori negara papan bawah pada 2045. "Indonesia akan tetap miskin mirip Rwanda atau Haiti," kata Prabowo.

Dalam konsep pembangunan ekonomi yang dicanangkan Prabowo (Prabowonomics), konsep sekarang yang cuma menjadikan pemerintah sebagai regulator harus diubah. Pemerintah, kata dia, harus turun tangan menjadi lokomotif untuk menggerakkan perekonomian, seperti dilakukan China dan Singapura. Dengan begitu, ekonomi Indonesia bisa tumbuh seperti China.

Menurut Ikhsan, mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen selama lebih 30 tahun bukanlah hal yang mudah. "Kalau dia menargetkan 10 persen, bisa saja, itu hal yang mungkin, tapi bagaimana caranya," kata dia.

Tahun 2011, kata Ikhsan, jika Indonesia bisa mencapai pertumbuhan 6-7 persen saja sudah bagus. Di saat krisis seperti sekarang ini, yang terpenting, kata dia, bagaimana menstabilkan ekonomi. "Kalau kita bisa menekan inflasi 3-5 persen, dengan pertumbuhan 6-7 persen saja, fondasi ekonomi kita sudah kuat," kata dia.

Presdir P&G: Konsumen Adalah Bos
Fang Cheng Bao Super 9 / Bao 9

BYD Pamer Mobil Super Canggih, Bodinya Furutistik

Raksasa otomotif asal China, BYD melalui merek premiumnya Fang Cheng Bao, meluncurkan tiga kendaraan listrik baru pada Konferensi Musim Semi Fang Cheng Bao. Dua di antara

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024