Mengapa Koalisi Itu Dianggap Tidak Sehat
VIVAnews - Koalisi antar partai politik sangat dibutuhkan dalam memperkuat jalannya pemerintahan. Namun, jika parpol besar seperti Partai Golkar dan PDI Perjuangan berkoalisi, maka yang akan terjadi over size koalisi.
"Golkar dan PDIP bergabung, itu bisa menimbulkan koalisi yang besar, dan itu akan membuat tidak adanya check and balance. Itu koalisi tidak sehat," ujar pengamat politik dari Universitas Paramadina, Burhanuddin Muhtadi, usai Dialog Interaktif Radio Trijaya, 'Kemana Arah Koalisi,' Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2009.
Selain itu, dia menilai, bila koalisi itu terjadi maka akan merusak sistem ketatanegaraan. Burhanuddin mengkhawatirkan sistem ketatanegaraan yang baik tidak akan terlaksana yaitu, tidak adanya check and balance antara pemerintah dan DPR.
Idealnya, salah satu partai tersebut harus menjadi oposisi. "Sebaiknya, koalisi yang dimenangkan di DPR 50 plus satu," kata dia. Jika koalisi terlaksana, politik dagang sapi antar kedua parpol besar tersebut akan ketara. Sehingga, posisi strategis dipemerintahan akan menjadi rebutan.
Burhanuddin melihat, koalisi dua partai besar itu tidak akan mempengaruhi pilpres mendatang. Sebab, hanya berpengaruh pada perolehan suara masing-masing partai pada pemilu legislatif. Katanya, figur capres yang mempengaruhi pilpres nanti. "Jadi, tidak berefek pada pilpres," katanya.
Pernyataan Burhanuddin ini terkait pertemuan dua pemimpin partai pemenang Pemilu 2004. Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla, dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri bertemu pada Kamis (12/3) di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan itu, Kalla dan Megawati menandatangani lima butir kesepakatan politik. Salah satu isi kesepakatan itu adalah membentuk pemerintahan kuat dengan disokong posisi parlemen yang juga kuat.
Maliq & D’Essentials hingga Dewa 19 Hibur Ribuan Penonton di Soul Intimate Concert 2.0
Grup musik Maliq & D’Essentials, Reza Artamevia dan Dewa 19 sukses menghibur penonton pada konser Soul Intimate Concert 2.0 di The Hall Kasablanka, Jakarta Jumat 19 April
