Meninggalnya Pemain PKT Jumadi

Kusnaeni: Wasit Harus Belajar dari Inggris

VIVAnews – Meninggalnya pemain PKT Bontang Jumadi Abdi akibat benturan yang terjadi di lapangan mengundang keprihatinan. Pengamat sepakbola M. Kusnaeni berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.

“Saya yakin tidak ada unsur kesengajaan, biasa terjadi di lapangan. Namun pelanggarannya memang sangat keras. Ini harus menjadi pelajaran buat korps wasit. Nomor satu itu menjaga keselamatan pemain. Mereka harus belajar dari wasit Inggris,” kata Kusnaeni.

Jumadi terakhir kali tampil membela PKT saat berhadapan dengan Persela Lamongan di Stadion Mulawarman, Sabtu, 7 Maret 2009. Saat pertandingan Jumadi berbenturan dengan pemain Persela, Deny Tarkas.

Kaki Tarkas mendarat di perut Jumadi dan membuat pemain berambut gondrong itu terkapar. Jumadi mengerang kesakitan. Sesaat setelah kejadian, Jumadi langsung dibawa ke RS PKT Bontang namun kondisinya memburuk dan meninggal Minggu, 15 Maret 2009.

Kusnaeni yang masuk bursa pencalonan anggota DPD Jawa Barat ini berharap PSSI ini bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik tanpa melibatkan unsur-unsur di luar olahraga.

“Tapi kalau menang ada unsur kesengajaan, saya berharap diselesaikan di sisi olahraga. Tak perlu sampai ke kepolisian. Entah hukumannya bisa berupa larangan bertanding atau denda. Kalau keluarga tidak puas, baru dicari jalan lain,” kata Kusnaeni.

“Kalau yang terjadi di Solo (pemain ditangkap polisi saat terjadi keributan) itu hanya preseden yang salah saja. Hanya terjadi di Indonesia. Hal seperti ini (penangkapan oleh polisi) diperangi oleh FIFA,” kata Kusnaeni.

Google Plans to Charge for AI-powered Search Engine
Pelatih PSS Sleman, Risto Vidakovic

PSS Sleman Fokus ke 3 Laga Terakhir demi Hindari Degradasi

PSS Sleman sukses menekuk Arema FC dengan skor 4-1 dalam laga lanjutan Liga 1 musim 2023/2024 yang digelar di Stadion Manahan Solo, Senin 15 April 2024. 

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024