VIVAnews - Legislator tertangkap tangan Abdul Hadi Djamal kembali mengungkapkan keterlibatan pihak lain terkait kasus suap proyek pembangunan dermaga di kawasan Indonesia timur. Abdul Hadi kembali menyebut nama Jhony Allen Marbun dan Anggito Abimanyu.
Menurut anggota Komisi Perhubungan itu, Wakil Ketua Panitia Anggaran Jhony Allen Marbun menjadi inisiator dalam pertemuan informal di Hotel Ritz Carlton. "Pertemuan itu merupakan awal mula kasus ini terjadi," kata Abdul Hadi usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Selasa 17 Maret 2009.
Menurut Abdul Hadi, pertemuan tersebut menghasilkan keputusan menaikkan dana stimulus untuk pembangunan infrastruktur dari Rp 10,2 triliun menjadi Rp 12,2 triliun. Kenaikan itu juga berimbas pada proses penentuan proyek yang nantinya akan dilaksanakan departemen terkait. "Pak Jhony Allen yang pimpinannya, inisiatifnya dia," ujarnya.
Abdul Hadi menjelaskan, pertemuan terjadi pada tanggal 19 Februari 2009, tepat saat kepulangan Menlu AS Hillary Clinton. Turut hadir seluruh anggota panitia anggaran, perwakilan Departemen Keuangan dan Bank Indonesia. "Anggito Abimanyu juga ada sebagai perwakilan dari pemerintah," jelas dia.
Djamal menjelaskan, setelah pertemuan itu banyak rekanan yang mendekati pimpinan dan panitia anggaran. Lewat Departemen Perhubungan, Komisaris PT Kurniadjaya Wirabakti Hontjo Kurniawan berusaha mendekati Abdul Hadi Djamal dan Jhonny Allen.
"Atas usulan dari Dephub mendekati saya dan pak Jhonny Allen," pungkasnya.
Abdul Hadi Djamal ditangkap KPK bersama dengan pegawai Departemen Perhubungan, Darmawati Dareho; dan rekanan PT Kurnia Jaya Wirabakti, Hontjo Kurniawan. Dari tangan para tersangka, penyidik menyita uang Rp 54,5 juta dan US$ 90 ribu.
Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024
Corporate Secretary Pelita Air, Agdya Yogandari mengatakan, Pelita Air berhasil mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan saat arus balik Lebaran Idul Fitri.
