Kampanye Pemilu

Politikus Diminta Tak Masuki Wilayah Agama

VIVAnews - Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni meminta politikus dan parpol yang terlibat kampanye tidak memasuki wilayah agama dan menyeret simbol agama sebagai pembenaran untuk menarik perhatian publik.

Penegasan tersebut disampaikan Maftuh kepada pers di Jakarta, Jumat, usai membuka lokakarya penyusunan pola pemeliharaa kerukunan umat beragama melalui peran kelembagaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Menurut Maftuh yang dikutip VIVAnews dari situsnya, Sabtu 21 Maret 2009, kerukunan amat esensial yang harus dibangun dan dipelihara secara sadar dan terarah. Hal ini penting agar tidak mudah meleleh karena sengatan panasnya politik dan ekonomi, atau menjadi lapuk karena terpaan badai moral dan budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama.

Ia menjelaskan, menjelang Pemilu masyarakat beragama sering diombang-ambingkan oleh partai peserta yang menawarkan janji politiknya. "Umat beragama sering di belah-belah atau di sekat-sekat untuk berkompetisi menyalurkan aspirasi," kata dia.

Bahkan umat beragama semua dilibatkan untuk menghimpun dukungan suara. Tindakan tersebut boleh jadi wajar dan biasa terjadi, namun menjadi tidak wajar kalau berakibat memanaskan sentimen keagamaan, sentimen golongan, sentimen keluarga dan tetangga. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka yang dapat menjadi korban adalah keharmonisan dan ketentraman umat beragama, ia mengatakan.

Disinilah, kata Maftuh, perlunya peran penyelaras dan mediator dari para pemuka agama terutama yang dimainkan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota maupun forum sejenis di tingkat kecamatan serta desa.

Para pemuka agama harus membimbing umat bahwa pilihan politik adalah hak pribadi warga negara, lanjutnya. Tapi janganlah dikaitkan dengan agama. Pemilu adalah pelaksanaan sesaat untuk memilih, yang bersifat rahasia dan pribadi, oleh karena itu janganlah proses memilih yang sesaat itu mengorbankan kerukunan yang bersifat abadi.

Kepentingan yang temporer tidaklah harus mengorbankan kepentingan jangka panjang bangsa ini. Pilihan politik adalah pilihan pribadi dan jangan sampai mengorbankan kepentingan masyarakat yang membutuhkan ketentraman, ketenangan dan persaudaraan, katanya.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Kepentingan membela partai, menurutnya, adalah kepentingan golongan atau kelompok, tetapi jangan sampai merusak sendi-sendi persatuan bangsa dan keutuhan tanah air Republik Indonesia.

Lebih jauh ia menjelaskan, kerukunan umat beragama yang dimiliki sekarang ini merupakan modal berharga bagi kelangsungan kehidupan bangsa.

"Kerukunan umat beragama yang kita miliki sekarang ini mungkin saja masih kita rasakan belum sempurna. Namun dengan segala suka dukanya kerukunan umat beragama di Indonesia dianggap sebagai yang terbaik dalam pengamatan masyarakat internasional," katanya.

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024