Mukhtamar Al Irsyad

Yudhoyono Takut Disangka Kampanye

VIVAnews - Presiden Yudhoyono batal membuka mukhtamar Perhimpunan Al Irsyad 2009 di Asrama Haji Pondok Gede yang diagendakan pukul 14.00 hari ini. Sebagai gantinya, Yudhoyono mewakilkan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie.

Hidup dengan Kepala Menempel Selama 62 Tahun, Kembar Siam Tertua di Dunia Tutup Usia

"Katanya presiden akan hadir sendiri, tapi ini kan era pemilu. Sekarang banyak sekali suatu sangkaan yang kadang kala akan sangat merugikan, baik presiden sendiri maupun Al Irsyad," kata Aburizal di Asrama Haji Pondok Gede, Senin 23 Maret 2009.

Ditambahkan Aburizal, Yudhoyono tak mau ada prasangka terkait kedatangannya dalam pembukaan mukhtamar. " [ada prasangka] seolah-olah ingin menggunakan forum Al Irsyad ini sebagai suatu media kampanye. Beliau menyampaikan salam kepada saudara sekalian," tambah Aburizal.

Tak hadir dalam pembukaan mukhtamar, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengadakan rapat kabinet terbatas mendadak di Istana Negara. Yudhoyono mengumpulkan sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu pukul 15.30 hari ini. Menurut informasi rapat tersebut membicarakan soal daftar pemilih tetap (DPT).

Sebelumnya, Presiden Yudhoyono menggelar rapat mendadak di Istana Negara, Kamis 19 Maret 2009 pukul 14.30. Rapat ini tak ada dalam agenda presiden hari itu. Sejumlah petinggi politik dan keamanan dipanggil yakni Kepala Polisi, Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung, Hendarman Supanji, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Syamsir Siregar, Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto, dan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Widodo AS.

Belakangan diketahui rapat tersebut membahas soal kasus dugaan pemalsuan daftar pemilih tetap (DPT) dalam pilkada Jawa Timur dan mundurnya mantan Kepala Kepolisian Jawa Timur, Inspektur Jenderal Herman Surjadi Sumawiredja. Herman mengungkap adanya dugaan intervensi Polri dalam penghentian penyidikan kasus pemalsuan DPT.

Presiden Iran Ebrahim Raisi dan komandan militernya

Iran Punya Aturan Serangan Baru Untuk Negaranya

Presiden Iran memperingatkan bahwa 'langkah sekecil apa pun' yang dilancarkan ke negaranya, maka akan langsung menimbulkan respons yang "keras" dari militernya. 

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024