Peluncuran KOS Tunggu Kesiapan Broker

VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai peluncuran produk kontrak opsi saham (KOS) sebaiknya dilakukan setelah memperoleh kesiapan perdagangan jarak jauh (remote trading) dari minimal 6-10 anggota bursa (AB). Untuk itu, BEI masih menunggu laporan kesiapan tersebut dari tim derivatif bursa.

"Idealnya 6-10 AB. Kalau hanya 1-2 AB untuk apa," kata Direktur Utama BEI, Erry Firmansyah, di gedung bursa efek, Jakarta, Senin 23 Maret 2009.

Erry menambahkan, sistem internal BEI sudah siap untuk meluncurkan perdagangan derivatif KOS pada 1 April 2009. Namun, peluncuran tersebut akan sangat bergantung pada kesiapan AB.

Dia mengungkapkan, pada 2008, pihaknya telah menerima pengajuan kesiapan dari 34 AB untuk memperdagangkan produk derivatif tersebut. Selanjutnya, semua AB akan menyiapkan sistem remote trading. "Tim derivatif BEI sedang mengecek kesiapan remote trading itu," tuturnya.

Sebelumnya, BEI menargetkan produk KOS bisa diluncurkan pada awal April 2009. Pada produk tersebut, terdapat beberapa saham underlying yang bisa dijadikan pilihan investasi.

BEI mengajukan 20 saham underlying pilihan yang masuk indeks futures stock option. Saham underlying pilihan tersebut bagian dari perubahan aturan transaksi derivatif yang diajukan otoritas bursa kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Indeks futures merupakan kontrak berjangka dengan indeks sekumpulan efek sebagai underlying.

Berdasarkan data yang diperoleh VIVAnews, 20 saham underlying pilihan itu adalah:
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
PT Astra International Tbk (ASII)
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO)
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT United Tractors Tbk (UNTR).
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
PT Indosat Tbk (ISAT)
PT Bank Danamon Tbk (BDMN)
PT Semen Gresik Tbk (SMGR)
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
PT Timah Tbk (TINS)
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB)
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Saham-saham itu dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas, kapitalisasi pasar minimum Rp 500 miliar, rata-rata perdagangan, volatilitas, dan fundamental. Namun, jumlah saham yang menjadi underlying transaksi derivatif itu bisa bertambah.

Ada Luka Tembus Pelipis Anggota Satlantas Polresta Manado yang Ditemukan Tewas di Mampang
Ilustrasi aplikasi.

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat

Namanya Tripper, aplikasi hiburan terbaru yang dapat dinikmati penumpang sebelum, saat, dan sesudah penerbangan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024