Red Dragon Diminta Komitmen Lunasi Obligasi

VIVAnews - PT Independent Research and Advisory Indonesia (IRAI) selaku penasihat keuangan pemegang obligasi Red Dragon Group Pte Ltd, meminta Red Dragon berkomitmen melunasi obligasi berjatuh tempo 2010.

Resmi Jadi WNI, Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen Tak Bisa Perkuat Timnas Indonesia Vs Vietnam

"Pemegang obligasi menuntut agar Red Dragon menambah kolateral lagi dan berkomitmen melunasi obligasi saat jatuh tempo 2010," kata pendiri IRAI, Lin Che Wei, saat konferensi pers di Menara BCA, Jakarta, 27 Maret 2009.

Sebelumnya, Red Dragon menerbitkan obligasi tukar yang dijamin dengan saham PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) senilai US$ 200 juta. Kupon obligasi tersebut sebesar dua persen dan jatuh tempo pada 2010.

Keluarga Jiaravanon melalui Red Dragon, PT Surya Hidup Satwa, dan perusahaan terafiliasi lainnya adalah pemegang 70 persen saham di CP Prima.

Saat penerbitan obligasi, harga saham perseroan berkode perdagangan CPRO adalah Rp 590 per unit.

Pada 14 Oktober 2008, Red Dragon menambah kolateral (top up) karena harga saham CPRO jatuh ke kisaran Rp 140 per unit, sehingga nilai jaminan turun di bawah 250 persen dari nilai pokok obligasi yang beredar.

Sejak Oktober, Red Dragon belum pernah menambah kolateral lagi. Bahkan, pada Oktober, The Bank of New York mengeluarkan pemberitahuan bahwa obligasi telah gagal bayar.

Lin menambahkan, CP Prima telah mengetahui transaksi tersebut dan berkomitmen untuk tidak melakukan aksi korporasi yang berpotensi merugikan pemegang saham, yang pada akhirnya menurunkan nilai jaminan dan merugikan pemegang obligasi.

Surat perjanjian yang disebut Pledge of Shares Agreement itu dibuat manajemen CP Prima pada 8 Juni 2007 dan ditandatangani Direktur Soetresno Sentosa dan Erwin Sutanto. Perjanjian tersebut ditujukan kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk selaku agen penjamin.

"Namun, CP Prima justru berniat rights issue, bukannya mengupayakan top up," tuturnya.

Rights issue, tambah dia, berpotensi merugikan karena harga yang ditawarkan pada prospektus lebih tinggi dari harga saham CP Prima di pasar. Hal tersebut berpotensi menurunkan kepemilikan saham Red Dragon (dilusi) jika pemegang saham tidak mengeksekusi haknya.

Pemegang obligasi Red Dragon terdiri dari sembilan pihak, yakni QS Convertible and Quantitive Strategies Master Fund Limited, CQS Asia Master Fund Limited, GLG Credit Fund, dan GLG Market Neutral Fund.

Selain itu, terdapat Highbridge Asia Opportunities Master Fund LP, Highbridge International LLC, Marathon Master Fund Ltd, dan Marathon Global Equity Master Fund Ltd, serta Morgan Stanley & Co International PLC.

Investasi Dunia Menunggu, Anggota DPR Sarankan Pemerintah Segera Proklamasi Ibu Kota Pindah
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menjelaskan tugas-tugas para staf khusus presiden usai mereka bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 2 Desember 2019.

Marhan Harahap Dihadang Hingga Meninggal, Jokowi Minta Aparat Keamanan Bertindak Humanis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Marhan Harahap, pria bergamis yang sempat dihadang hendak ke Masjid Agung Rantau Prapat Labuhan

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024