Eksportir CPO Tanggung Biaya Penerbitan LC

VIVAnews - Dua hari lagi, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10/2009 pembayaran setiap ekspor berbasis sumber daya alam diwajibkan menggunakan kredit ekspor atau LC. Sebagian besar eksportir minyak sawit mentah (CPO) mengaku siap menanggung biaya penerbitan LC.

"Pembeli banyak yang komplain mengapa pakai LC. Mereka bilang, hari gini pake LC, kuno deh," kata Bussiness Development PT Wilmar International, salah satu eksportir CPO, Max Ramajaya di Jakarta, Senin, 30 Maret 2009.

Pilihannya, menurut dia, ekonomi biaya tinggi yang muncul karena penerbitan LC bisa jadi tanggungan eksportir atau importir sebagai pembeli. "Namun, kecenderungan eksportir akan menanggung penerbitan LC supaya pembeli tidak pergi," ujarnya.

Akibatnya, eksportir akan mengurangi marjin keuntungan dengan menekan harga tandan buah segar di petani. "Kami tidak mau kehilangan daya saing kompetitif dengan negara lain," katanya.

Max mengatakan sudah jauh-jauh hari calon pembeli sudah diinformasikan ketentuan baru pemerintah tersebut. "Biasanya kami menggunakan telegraphic transfer (TT) untuk transaksi ekspor impor karena untuk membuka LC harus setor uang dulu," ujarnya.

Cak Imin Serahkan 8 Agenda Perubahan PKB ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto

Padahal, tidak semua importir arus kas siap dipakai. "Mereka komplain di situ, mungkin karena kesulitan cash flow," ujarnya.

Meski demikian, Max mengaku optimistis akan berjalan lancar pada tanggal 1 April nanti. "Memang setiap aturan akan menimbulkan resistensi, tapi itu wajar saja untuk aturan baru. Nanti lama-lama akan terbiasa," katanya. Kalau tidak mau ikuti aturan, dia menambahkan, konsekuensinya tidak bisa ekspor.

Hyundai Santa Fe tertangkap kamera lagi tes jalan

Hyundai Santa Fe Baru Tertangkap Kamera sedang Tes Jalan di Jakarta

Baru-baru ini produk otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Santa Fe tertangkap kamera sedang melakukan tes jalan di dalam tol Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024