Pasar Telekomunikasi

Sony Ericsson Optimis di 2 Besar

VIVAnews - Sony Ericsson mengklaim market share mereka masih terbesar kedua di Indonesia setelah Nokia. Secara global, Sony Ericsson yakin masih bertengger di posisi empat besar. 

“Di Indonesia, walaupun saya tidak tahu persis berapa market size-nya tetapi kami masih menjadi penguasa pangsa pasar kedua terbesar,” kata Djunadi Satrio, Head of Marketing Sony Ericsson Indonesia pada VIVAnews, usai konferensi pers kampanye sosial "Spread the Smile" Sony Ericsson di Rumah Belajar Yayasan Cinta Anak Bangsa, Jakarta, 2 April 2009. “Tetapi kalau di pasar global, dengan market size sebesar 120 juta unit ponsel, kami merupakan vendor dengan pangsa pasar terbesar keempat. Bahkan di Taiwan, kami sudah menjadi market leader,” ucapnya. 

Menyiasati dampak krisis finansial global, untuk menghindari penurunan angka penjualan, Sony Ericsson memiliki dua strategi. Yang pertama, Sony Ericsson mengklasifikasi produknya lebih jelas dan segmented. “Kami akan fokus pada perbaikan fitur-fitur dan fungsi yang ada,” kata Djunadi. “Kami tidak akan mengeluarkan produk yang mirip-mirip yang hanya sekadar beda fungsi sedikit, langsung beda seri,” ucapnya.

“Yang kedua, kami akan merilis ponsel-ponsel yang relevan dengan budaya lokal seperti yang kami luncurkan hari ini yakni Sony Ericsson C510 CyberShot yang mendukung fitur bahasa Jawa dan Sunda,” ucap Djunadi. 

Untuk melahirkan fitur pilihan bahasa Jawa dan Sunda, Sony Ericsson membutuhkan waktu 8 bulan untuk penggodokannya. “Kami bekerjasama dengan Sastra UI dan budayawan lokal untuk menghadirkan fitur tersebut,” kata Djunadi. “Kami optimis, karena menurut hasil riset perusahaan kami, masih banyak penduduk di Indonesia yang menggunakan bahasa lokal sebagai bahasa sehari-hari,” ucapnya. 

Sony Ericsson Indonesia yakin, dengan diluncurkannya ponsel ini pengguna akan merasa lebih nyaman karena lebih familiar. Dengan menempuh langkah tersebut, Sony Ericsson Indonesia juga optimis bahwa penjualan unit ponsel mereka di Indonesia tetap stabil.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah
Ilustrasi bermain game online.

5 Dampak Negatif Gegara Kecanduan Game Online, Bisa Ganggu Fisik dan Mental

Dalam era digital yang semakin maju, game online telah menjadi salah satu bentuk hiburan yang paling populer. Namun, kecanduan game online bisa berdampak negatif.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024