Inggris Khawatirkan Serangan Cyber China

VIVAnews -- Intelijen Inggris belum lama ini mewanti-wanti kemungkinan kemampuan negara China untuk melumpuhkan Inggris melalui infrastruktur telekomunikasi dan pendukungnya.

Dinas intelejen Inggris telah melaporkan kekhawatiran mereka kepada beberapa menteri di Inggris, bahwa alat-alat jaringan komunikasi yang dipasang oleh vendor telekomunikasi asal China Huawei, bisa melumpuhkan negara mereka.

Perangkat jaringan Huawei tersebut disediakan untuk operator terbesar Inggris, British Telecom. Seperti dikutip dari situs TheAustralian, diperkirakan perangkat Huawei itu bisa digunakan untuk menghentikan berbagai pelayanan penting untuk publik, seperti suplai listrik, makanan, serta kebutuhan air.

Peringatan tersebut kebetulan berbarengan dengan pertempuran cyber yang sedang terjadi di Inggris dengan organisasi intelijen asing, terutama Rusia dan China.

Sebuah dokumen rahasia yang beredar di Whitehall (intsansi pemerintah Inggris) mengatakan bahwa saat ini British Telecom (BT) sedang melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mengurangi resiko serangan hacker atau organisasi kriminal tertentu. Namun, masih diragukan apakah langkah tersebut akan bisa efektif menangkal serangan dari China.

Alex Allan, ketua komite intelijen gabungan Inggris telah melakukan pertemuan dengan menteri-menteri yang terkait dengan masalah keamanan untuk membahas tentang ancaman serangan dari China, Januari lalu.

Menurut sumber di pemerintahan Inggris, pada pertemuan tersebut para menteri dianggap kurang memperhatikan peringatan yang sebenarnya sudah dilayangkan sebelumnya. General Communication Head Quarter (GCHQ), badan intelijen Inggris yang menangani masalah sinyal dan informasi, sebenarnya telah memperingatkan hal ini.

Saat itu GCHQ menyatakan keprihatinannya karena semua departemen pemerintah negara itu akan menggunakan jaringan baru milik BT, yang didukung perangkat Huawei. Huawei sendiri dicurigai didirikan dengan modal yang cukup besar dari pemerintah China.

Kini, perusahaan itu dikepalai oleh Ren Zhengfei, yang sempat menjadi Direktur yang bertanggung jawab untuk riset telekomunikasi pada People's Liberation Army.

HUawei menyediakan berbagai komponen kunci pada jaringan telekomunikasi BT senilai US$ 20,65 miliar atau Rp 237 triliun, yang akan digunakan untuk teknologi internet.

Menurut sumber, komite keamanan nasional Inggris telah mendapat laporan bahwa jaringan BT kemungkinan sudah disusupi oleh elemen berbahaya yang hanya menunggu untuk diaktifkan dari China.

Hal itu bisa berakibat sangat besar untuk layanan-layanan publik seperti suplai listrik, air, makanan, sistem keuangan, serta transport yang sangat tergantung dengan pengoperasian sistem komputer.

John Tindle, profesor di bidang telekomunikasi dari Sunderland University, mengatakan software maupun hardware bisa diselipkan di dalam sebuah sistem jaringan, dan menunggu untuk diaktifkan.  "Bila orang yang tidak berwenang dapat mengontrol peralatan, mode operasi di jaringan bisa dirubah," ujar John, seperti dikutip dari Timesonline.co.uk.

Menurut sebuah laporan, departemen-departemen pemerintahan inggris sempat menjadi target serangan dari China pada 2007. Beberapa bulan kemudian, Director General MI5 Jonathan Evans sempat mengirim surat peringatan kepada 300 chief executive di negara itu bahwa hacker-hacker China menyerang dan mencoba mencuri informasi rahasia mereka.

Huawei juga sempat berusaha merger dengan 3Com, perusahaan Amerika Serikat yang menyediakan jasa sistem komputer Pentagon. Namun upaya itu digagalkan tahun lalu, setelah intelijen Amerika Serikat memperingatkan tentang bahayanya bagi keamanan dalam negeri Amerika.

Seperti dilansir dari Timesonline, pekan lalu Pentagon menyebut Huawei sebagai bagian dari ancaman cyber (Cyberthreat) dari China, karena kedekatannya dengan People's Liberation Army. Namun, Huawei membantahnya dan mengatakan bahwa tuduhan itu hanya sebatas rumor dan spekulasi.

Huawei didirikan oleh Ren Zhengfei pada 1988 atas arahan dari Deng Xiaoping. Kemudian perusahaan itu berkembang menjadi perusahaan besar yang mampu mengadopsi teknologi modern.

MK Sebut Hakim Arsul Sani Bisa Tangani Sengketa Pileg PPP
Perbedaan Internet Dedicated dan Up To Shared Bandwidth | Saat ini jaringan internet sudah semakin luas tersedia untuk banyak orang.

Ada Lampu Jalan di Jakarta Bisa Terkoneksi sama Internet

Anak usaha Jakpro menginisiasi pemanfaatan lampu jalan milik Pemerintah Provinsi Jakarta untuk dikembangkan menjadi PJU Pintar. Bisa terkoneksi internet dan 5G.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024