Lomba Artikel Pemilu 2009

Kampanye Simpatik Partai Damai Sejahtera Surabaya

VIVAnews - Kesempatan kampanye terbuka telah berakhir. Dan Partai Damai Sejahtera (PDS) Surabaya tidak mau mengikuti jejak partai-partai lainnya, seperti kampanye di lapangan terbuka ataupun menghadirkan massa yang besar.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Di kesempatan pertama berkampanye, Selasa (24/3) siang, partai dengan nomer urut 25 ini lebih memanfaatkan kesempatan kampanye tersebut bersama mucikari dan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Lokalisasi Tambak Asri Surabaya.

Dengan cara door to door, perwakilan pengurus PDS Surabaya melakukan sosialisasi cara memilih yang benar pada mucikari dan Pekerja Seks Komersial yang menghuni Lokalisasi Tambak Asri. “Karena kami ingin agar mereka (mucikari dan PSK) dapat mengetahui sistem pemilihan sekarang dengan cara mencontreng,” kata Dra. Sudarwati Rorong, MM, wakil Ketua PDS Surabaya selaku juru bicara aksi.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Sudarwati Rorong yang juga caleg DPRD Surabaya dengan nomer urut 1 dari Daerah Pemilihan I (Kecamatan Krembangan, Bubutan, Tegalsari, Genteng, Gubeng, Simokerto) ini juga berharap agar para mucikari dan PSK di kompleks Lokalisasi Tambak Asri dapat menggunakan hak pilihnya pada 9 April mendatang.

“Pokoknya, jangan golput! Karena masa depan bangsa dan kota Surabaya, khususnya di Lokalisasi Tambak Asri ada di tangan kita semua. Untuk itu, pilih caleg yang benar-benar dapat memperjuangkan aspirasi rakyat, pro rakyat dan sudah terbukti perjuangannya membela hak-hak rakyat kecil,” kata Sudarwati di hadapan para mucikari dan PSK Tambak Asri.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Khusus bagi para mucikari, Sudarwati Rorong yang juga guru ini menghimbau agar meliburkan seluruh “anak buahnya” pada 9 April mendatang. Guna memberi kesempatan pada para “pekerjanya” agar dapat menggunakan hak pilihnya di domisili asalnya masing-masing. “Karena sebagian besar dari 700an PSK di Tambak Asri ini, berasal dari luar Surabaya. Dan kesempatan 5 tahunan ini tidak boleh dilewatkan begitu saja,” ujar Sudarwati yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia perpolitikan, organisasi sosial dan lembaga keagamaan ini.

Sementara itu, Sutirah salah satu mucikari yang ditemui merasa antusias saat diberi tahu cara memilih yang benar. Dengan sigap, dia langsung mempraktekkan cara mencontreng. “Aku pilih nama calegnya saja,” kata Sutirah mucikari asal Madiun yang sudah 45 tahun berkecimpung di Lokalisasi Tambak Asri. Sutirah juga berencana akan meliburkan tiga “anak buahnya” pada saat Pemilu 9 April mendatang. Lain halnya dengan Sugiarti (37), PSK asal Gadang, Malang ini mengaku tidak pernah nyoblos alias selalu golput.

“Nyoblos aja gak pernah, apalagi mencontreng. Kalau dicoblos sih, tiap malam, Mas,” katanya sambil tertawa. Yang lebih ironis lagi, Siti (40), PSK asal Malang ini mengaku akan golput lagi pada Pemilu 9 April mendatang. “Percuma Mas, ikut Pemilu ataupun tidak, nasib saya akan tetap seperti ini. Jadi PSK terus. Tidak akan berubah,” sembari menghisap rokok yang ada di jarinya.

Bersih sungai dan nonton film

Sedangkan di kampanye terakhirnya, Partai Damai Sejahtera (PDS) Surabaya juga lebih memanfaatkan kesempatan ini untuk bersih-bersih Sungai Tambak Asri dan Sungai Asemrowo, Sabtu (4/4) siang.

Dalam kampanye simpatik yang bertema “PDS Peduli Lingkungan” ini, para caleg PDS bahkan tak segan-segan untuk terjun langsung ke sungai. Para caleg PDS tersebut, Tilly Kasenda (Caleg DPR RI, Nomer 2, Dapil Jawa Timur I, Surabaya-Sidoarjo), Ir Marcus Remiasa, SE, MSi (Caleg DPRD Jatim, Nomer 1, Dapil Jawa Timur I, Surabaya-Sidoarjo), Wim Pattiradjawane, MM (Caleg DPRD Jatim, Nomer 2, Dapil Jawa Timur I, Surabaya-Sidoarjo), Dra. Sudarwati Rorong, MM (Caleg DPRD Surabaya, Nomer 1, Dapil I) dan Tonny Tamatompol, SH (Caleg DPRD Surabaya, Nomer 2, Dapil 5).

Dengan sarana transportasi delapan perahu, para caleg PDS mengawali bersih-bersih dari Sungai Tambak Asri. Dengan start bawah jembatan Tol Tambak Asri, para calon wakil rakyat tersebut bersama simpatisan, kader dan pengurus PDS terlihat bersemangat membersihkan sungai dari aneka sampah yang berserakan dan mengapung.

Tanpa merasa jijik, tangan-tangan caleg terlihat sibuk memunguti sampah memakai jaring, kemudian menaruhnya di atas perahu khusus yang menampung sampah. Menurut Tonny Tamatompol, SH (Caleg DPRD Surabaya, Nomer 2, Dapil 5), kampanye simpatik PDS ini sengaja dilakukan untuk menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Sekarang sudah tak jamannya menggelar kampanye terbuka. Apalagi pengerahan massa besar-besaran. Selain menghabiskan dana yang besar, model kampanye seperti ini tidak lagi efektif untuk mendulang suara,” kata Tonny.

Bahkan, lanjut Tonny, kampanye terbuka juga merugikan kepentingan umum, salah satunya memacetkan jalan. Untuk itu, pada kesempatan terakhir kampanye terbuka, para caleg PDS dihimbau untuk menggelar kampanye simpatik di daerah pemilihan masing-masing.

Tonny yang juga pengusaha ini menilai, pemilih sekarang lebih cerdas dan tidak bisa dibohongi lagi dengan janji-janji manis para caleg dalam masa kampanye. Yang menarik lainnya, di sela-sela membersihkan Sungai Asemrowo dan Sungai Tambak Asri, perwakilan peserta aksi kampanye juga membentangkan pelbagai poster. Diantaranya bertuliskan, “Gunakan Hak Pilih Anda pada Pemilu 9 April 2009!”, “5 Menit Anda dalam Bilik Suara Menentukan Nasib Bangsa 5 Tahun ke Depan,”, serta “Jangan Golput! Tapi Jadilah Pemilih yang Cerdas!”

Bahkan, ada juga kalimat yang bernada sindiran untuk tidak memilih caleg ‘busuk’, tidak pro rakyat, apalagi caleg yang terlibat skandal seks. Sementara itu, Tilly Kasenda (Caleg DPR RI, Nomer 2, Dapil Jawa Timur I, Surabaya-Sidoarjo), menyesalkan maraknya iklan di media, khususnya salah satu partai yang mengaku-ngaku sebagai partai yang bebas korupsi.

“Kenyataan sebenarnya, hanya wakil rakyat dari PDS di DPR RI yang bebas dari perkara korupsi. Tapi sayang, PDS tidak punya dana kampanye yang besar untuk beriklan di media massa,” kata Tilly Kasenda, istri mantan Kepala Staf TNI-AL Laksamana TNI Rudolf Kasenda.

Tak hanya bersih-bersih sungai, di kesempatan terakhir kampanyenya, para caleg PDS bersama kader, simpatisan, pengurus dan tim sukses masing-masing caleg juga memanfaatkannya untuk nonton film berjudul “Wakil Rakyat” di Tunjungan 21.

Dengan mengajak sekitar 100 kaum marginal, diantaranya perwakilan dari Pekerja Seks Komersial (PSK), mucikari, tukang becak, pengamen jalanan, tukang sampah dan kaum waria, keakraban serta kebersamaan nampak diantara mereka. Seakan tak ada lagi perbedaan.

“Ini sekaligus memberikan pendidikan politik pada kaum marginal melalui film yang dibintangi oleh Tora Sudiro itu. Supaya mereka bisa ‘melek’. Tidak alergi lagi dengan dunia politik. Agar tidak memilih jalan golput. Dan yang terpenting, tidak lagi salah memilih wakil rakyat,” ujar Dra. Sudarwati Rorong, MM (Caleg DPRD Surabaya, Nomer 1, Dapil I).

Sudarwati Rorong yang juga Wakil Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Damai Sejahtera Surabaya ini juga berharap agar kreator-kreator film nasional dapat memproduksi film-film berkualitas seperti “Wakil Rakyat” dan “Naga Bonar Jadi 2”. “Jangan hanya film-film yang bertema horor dan percintaan remaja saja,” kata Sudarwati sembari menambahkan bahwa acara nonton film bersama ini dapat dijadikan sebagai ajang resfreshing bagi para caleg dan tim sukses setelah melakukan sosialisasi sejak Juli 2008 lalu.

“Biar kami tidak stress dan tidak menjadi calon penghuni Rumah Sakit Jiwa. Karena pada dasarnya, para caleg PDS sudah siap menang dan siap kalah,” tegas Sudarwati yang berharap agar banyak keterwakilan kaum perempuan sebagai wakil rakyat dalam Pemilu 2009 ini. “Karena sekarang saatnya kaum perempuan menjadi wakil rakyat. Untuk itu, pilih caleg perempuan,” ujar Sudarwati yang juga seorang guru ini.

Yang menarik, usai nonton film, Fatimah (35 tahun), salah satu kaum marginal mengatakan bahwa ia baru kali pertama menonton film di cineplex mewah seperti Tunjungan 21, yang berada di lantai 5 Plasa Tunjungan 3 (TP 3).

“Jangankan nonton film disini, masuk ke Tunjungan Plasa saja tidak pernah,” kata Fatimah yang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) di Lokalisasi Tambak Asri Surabaya ini. Hal senada juga diungkapkan Nardi (34 tahun). Bahkan pemulung yang juga tinggal di Lokalisasi Tambak Asri Surabaya ini hampir saja ketiduran di dalam studio cineplex. “Habis, hawanya dingin sih. Belum lagi kursinya yang empuk,” katanya sambil tersenyum.

Target kursi sementara ketika disinggung soal target kursi yang ingin direbut PDS, Ir Marcus Remiasa, SE, MSi (Caleg DPRD Jatim, Nomer 1, Dapil Jawa Timur I, Surabaya-Sidoarjo), optimis dapat meraih delapan kursi di DPRD Surabaya, dan dua kursi DPRD provinsi dari dapil I Surabaya dan Sidoarjo.

"Sedangkan untuk DPR RI dari Dapil Jatim I, Sidoarjo-Surabaya, kita target bisa 2 kursi," ungkap Marcus yang juga dosen pengajar di Universitas Kristen Petra Surabaya. Keyakinan tersebut, lanjut Marcus yang juga Sekertaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PDS Jawa Timur ini, dikarenakan PDS adalah partai terbuka yang bisa menerima semua golongan. "Banyak juga caleg kita yang non Kristen," katanya. Sekadar diketahui, pada Pemilu 2004 lalu, PDS berhasil meraih 13 kursi di DPR RI sekaligus berhak membentuk satu fraksi. Di tingkat provinsi PDS meraih 52 kursi DPRD Tingkat I dan di kabupaten/kota meraih 329 kursi DPRD Tingkat II.

Sedangkan dalam proses pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilaksanakan sejak tahun 2005 hingga Juni 2008, PDS (berkaoalisi dengan partai lain) berhasil memenangi 63 rivalita, di antaranya delapan gubernur, serta 55 walikota dan bupati. Perjuangan PDS juga berhasil merubah jadwal Pemilu dari 5 April 2009 (pada hari Minggu) menjadi hari Kamis 9 April 2009.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya