KPPU Duga Ada Oligopoli Minyak Goreng

VIVAnews - Komisi Pengawas Persaingan Usaha kembali mencurigai adanya praktik usaha yang tidak sehat. Kali ini, KPPU menduga terjadi oligopoli pada minyak goreng konsumsi masyarakat.

"Kami menduga ada kartel," kata Komisioner KPPU Ahmad Ramadhan Siregar di kantor KPPU Jakarta, Selasa 7 April 2009. Pelakunya, tak jauh berbeda dengan kartel semen, KPPU menduga terdiri dari 7 hingga 8 perusahaan besar yang menguasai 80 persen pangsa pasar, baik itu minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan.
 
KPPU mendasarkan kecurigaan pada harga minyak goreng yang tidak turun meski harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan baku utama sudah turun. "Pembentukan harga minyak goreng didominasi harga CPO, sekitar 50-80 persen dari biaya produksi," kata Kasubdit Monitoring Pelaku Usaha KPPU M Noor Rofieq.
 
Padahal, Ahmad menjelaskan, harga CPO internasional sudah turun drastis sejak pertengahan tahun 2008 lalu. "Jatuhnya harga CPO sampai tinggal 30 persen saja harganya saat itu, tapi harga minyak goreng tidak juga turun 30 persen. Kalaupun turun harganya, sangat tipis," katanya. Padahal seharusnya, dia menambahkan, pembentukan harga minyak goreng sangat elastis dengan harga CPO.
 
KPPU kemudian mencoba membandingkannya dengan negara lain. "Di negara lain, ketika harga CPO turun, harga minyak goreng juga turun elastis," kata Ahmad.
 
Menurut pantauan KPPU, kondisi tersebut sama terjadi pada semua pelaku usaha minyak goreng. Bahkan indikasi diperkuat dengan terintegrasinya pabrikan minyak goreng dengan pabrik pengolahan CPO dan perkebunan sawit.
 
KPPU sudah melakukan pemantauan sejak awal Maret dan direncanakan akan selesai pada bulan Mei. "Sementara ini kami sudah melakukan pemantauan pada beberapa anggota Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) dan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI)," kata Ahmad. Sedangkan dari sisi regulator yakni Departemen Perdagangan, KPPU merencanakan akan melakukan dengar pendapat (public hearing) pada akhir April.

Jangan Asal Obati, Ini Cara Membedakan Antara Jerawat Purging dan Breakout
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Jalan Kertanegara 16, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin 5 Februari 2024

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo "The New Sukarno"

Sekretaris Jenderal Gerindra mengatakan kemenangan Prabowo Subianto bukan akhir dari perjuangan melainkan awal perjuangan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024