VIVAnews - Libur panjang dan pemilu bisa berarti waktunya pulang kampung. Namun demikian tidak semua orang seberuntung mereka yang bisa pulang kampung sejenak dalam liburan hari kejepit kali ini.
Hari ini saya dengar para pembantu tidak mendapatkan undangan untuk memilih dikarenakan terdaftar sesuai alamat KTP mereka.
Padahal 5 tahun lalu para pekerja sektor informal ini, bisa memilih di lokasi berbeda dengan lokasi asalnya, asal lapor di tempat kerjanya yang sama alamat dengan majikannya.
Baru saja saya dengar teman saya yang punya usaha di Bandung, juga tidak akan memilih karena KTP-nya masih beralamat di Purbalingga.
Jadi secara tidak direncanakan beberapa orang ini terpaksa menjadi golput dikarenakan mekanisme yang tidak dipikirkan secara baik oleh penyelenggara pemilu.
Bahkan di wawancara radio siang ini seorang tokoh masyarakat terang-terangan bilang, ”Akibat ketololan KPU kali ini maka akan banyak sekali warga seperti pembantu rumahnya yang kehilangan hak pilihnya”.
Hebatnya lagi KPU Pemilu 2009 masih berlagak seolah-olah semuanya beres. Apakah mereka sekedar naïf atau betul-betul berisikan orang yang kurang kompeten tetapi tinggi hati. Tidak belajar dari hal-hal bagus yang sudah ada di Pemilu lalu dan tinggal memperbaiki kekurangannya.
Kita patut prihatin, akibat ulah dari orang-orang yang tidak becus ini banyak saudara-saudara kita yang jadi korban, kehilangan haknya sebagai warga negara.(guswai@cbn.net.id )