Kisah dari Pembaca Eks Tapol

Proyek Samping (XVI)

VIVAnews - Saya pernah dibuat pusing oleh mesin gilas Hatra saat mogok diatas jembatan. Bayangkan saja, sebuah mesin gilas 12 ton kemudinya tidak bisa belok kiri atau kanan. Terpaksa saya pergi dari Bolang (dekat Malingping) ke Serang yang jauhnya 100 km  lebih hanya untuk konsultasi pada dokter mesin : ir.Soerjo Darsono. Dia seorang insinyur mesin alumnus ITB, jauh lebih tahu soal mesin dibanding saya yang kroco dan  bidangnya bukan di permesinan.

Setelah dapat kuliah singkat dari dia, saya balik ke Bolang dengan keyakinan penuh bakal bisa mengatasi masalah. Saya baru tahu bahwa Hatra yang buatan Jerman ini sepenuhnya power steering, jadi mesin harus hidup dulu baru sistem power steering bekerja. Dasar metallurg tolol,
mesin power steering ditarik-tarik agar hidup!

Kalau mobil biasa sih bisa didorong dan mesin hidup. Kalau power steering sebaliknya,mesin harus hidup dulu dengan accu, jangan didorong. Tetapi didepan para serdadu dengan pangkat kopral dan sersan saya sudah dikenal jago memperbaiki kendaraan mogok, jadi harus dijaga citra ini. Sampai dilokasi Hatra mogok, saya bongkar seluruh sistem pipa-pipa saluran oli (power steering ini digerakkan dengan oli SAE rendah, biasanya SAE 20).

Benar saja, ada salah satu bagian pipa tembaga yang tersumbat dan setelah dibersihkan,mesin dihidupkan dan sim salabim : kemudi bisa dibelokkan kemana saja kita mau! Para tapol di proyek yang berkerumun, termasuk para kopral dan  sersan bersorak; horeeee!

Mesin gilas bisa keluar dari jembatan dan lalu-lintas normal kembali. Professor di kampus Moskwa mungkin tertawa kalau lihat, mahasiswa yang harusnya berdiri di depan tanur peleburan baja sekarang jadi montir mesin gilas!

Kalau dengar laporan teman-teman dari proyek lain tentang perilaku kopral, sersan dan letnan yang memeras tenaga tapol memang mebuat geram, tapi apa yang bisa saya lakukan?

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

Dari proyek jalan Pasagon (Pasauran-Cilegon) teman-teman menceritakan kekejian sersan Atja pengemudi truck Dodge Kew yang sering melarang tapol istirahat  makan siang. Mulutnya juga seperti ember bocor,sumpah serapah sangat lancar keluar dari mulutnya.

"Tidak ada istirahat, tapol PKI harus kerja terus sampai jam 17.00"."Babi PKI, cepat turunkan batu dari truk, saya mau tugas lagi". Tetapi giliran mobilnya mogok, manisnya bukan main kalau ketemu kami. Masalahnya, dia banyak ngompreng untuk kepentingan pribadi. Mobil mogok berarti tidak ada uang masuk.

Belum lagi kecurangan Letnan Supardi di Menes yang menjual nama tapol kepada penduduk saat kehabisan beras. Pembagian beras dari Korem diberikan 2 x sebulan. Awal bulan dan pertengahan bulan, dan lebih sering terlambat dibanding tepatnya. Kalau terlambat 5 atau 6 hari, untuk setiap kepala tapol Let.Supardi minta dari rakyat beras.

Alasan dia, para tapol ini bekerja untuk kepentingan masyarakat. Kalau ada 20 saja tapol dibawah pengawasan dia dan beras terlambat 5 hari, maka dia akan pinjam 20 x 5 kali 400 gram (dia katakan jatahnya 400 gram) = 40 kg. Kalau beras pembagian tiba, dia urus supaya dapat beras bagus, maka beras dari Korem tidak dikembalikan pada rakyat dan masuk kantong sang letnan.

Nama tapol memang bisa diperjualbelikan kepada rakyat. Kepada rakyat dia bilang tapol ini bekerja untuk rakyat, padahal tapol sebenarnya bekerja untuk mengharumkan nama Divisi Siliwangi!

Ilustrasi pria marah/emosi.

5 Tips untuk Mengontrol Emosi secara Efektif, Menghadapi Emosi dengan Tenang

Mengontrol emosi adalah kemampuan untuk mengatur, mengelola, dan mengekspresikan emosi secara sehat dan sesuai dengan situasi yang dihadapi.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024