Daya Beli Pekerja Turun 4,8%

VIVAnews - Pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sejak akhir Mei 2008 dan di tengah-tengah tekanan krisis global, daya beli pekerja terus tergerus. Daya beli pekerja pada periode Juli-September 2008 rata-rata turun 4,8 persen.

Demikian hasil survei Organisasi Pekerja Seluruh (OPSI) Indonesia tentang indeks daya beli pekerja (IDBP) dan indeks persepsi pekerja (IPP) terhadap 900 responden di triwulan III. Responden merupakan pekerja aktif bergaji Rp 1-15 juta, dari berbagai perusahaan di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan.

Survei ini merupakan yang ketiga sejak peluncuran indeks pertama pada awal Mei 2008. ”Kondisi ekonomi yang tidak menentu membuat upah riil pekerja menurun yang berakibat pada turunnya kualitas hidup,” kata Presiden OPSI Yanuar Rizky di Jakarta, Kamis 23 Oktober 2008 malam.

Survei yang didanai oleh Friedrich Ebert Stiftung ini menunjukkan kecenderungan pekerja menggunakan kartu kredit untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Porsi pengguna kartu kredit terbesar pada responden bergaji Rp 3-5 juta sebanyak 89 orang.

5 Motor Vespa Bersolek di Indonesia Fashion Week 2024

Sedangkan posisi kedua terbanyak ada responden dengan pendapatan Rp 1-3 juta yang mencapai 76 responden. "Kondisi ini yang perlu diwaspadai, pekerja hanya dengan gaji Rp 1 juta akan menambah potensi kartu kredit macet," kata Yanuar. 

Untuk mengukur IDBP, OPSI menggunakan sembilan indikator pengeluaran rutin pekerja. Di antaranya konsumsi makan pribadi, konsumsi makan keluarga, kontrak rumah, biaya lain-lain, transport pribadi, transport keluarga, pendidikan, kesehatan, dan mencicil.

Hasil survei triwulan III memperlihatkan penurunan indeks terjadi hampir di semua indikator, terutama pada konsumsi makan keluarga turun 28,4 poin dibandingkan triwulan II. Hanya pengeluaran kesehatan dan mencicil yang mengalami peningkatan, tetapi tidak signifikan.

Sementara, indeks persepsi pekerja juga melemah hampir di semua aspek. Pekerja pesimistis pada aspek tempat tinggal, transportasi, kesehatan, pendidikan, kepastian kerja, dan jaminan sosial. Sedangkan sektor pangan relatif sama dibandingkan sebelumnya.

Penurunan persepsi terbesar terletak pada sektor jaminan sosial.
Dari total 900 responden, hanya 25,5 persen yang masih optimis hidupnya terjamin sedangkan sisanya 74,5 persen tidak yakin pada sistem jaminan sosial. "Mungkin kasus-kasus seperti PT Jamsostek yang menyebabkan persepsi turun," ujar Yanuar.

Menurut Wakil Presiden OPSI Bidang Advokasi, Riset, dan Pendidikan Timboel Siregar, sistem pengupahan yang berlaku kini membuat penghasilan pekerja tak mampu mengejar laju inflasi.

Akibatnya, pekerja tidak bisa menikmati kehidupan yang layak dari upahnya. "Secara tidak langsung, kondisi ini membuat pekerja terus terlilit dalam kemiskinan alias bekerja untuk miskin,” katanya. Upah minimum regional (UMR) yang tidak lebih dari Rp 1 juta di Jakarta diusulkan Timboel untuk ditingkatkan menjadi Rp 2-3 juta.

Joe Biden Gelontorkan Dana Fantastis Perbaiki Jembatan Baltimore
Kasus Trabrakan beruntun teejadi di gerbang tol Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur, Rabu 27 Maret 2024.

Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di GT Halim Terancam 4 Tahun Bui

Polisi telah menetapkan sopir truk berinisial MI yang menjadi penyebab kecelakaan beberapa kendaraan di gerbang tol Halim sebagai tersangka.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024