Pejabat Jakarta Selatan Wisata ke Turki

Mau Urus KTP, Tunggu Pak Lurah Pulang

VIVAnews - Sejumlah lurah beserta Camat Setiabudi,  melancong ke Turki sejak 14 April 2009. Jumlah pamong yang berangkat itu mencapai 50 orang, termasuk istri mereka.

Pejabat di walikota Jakarta Selatan yang tidak ingin disebut namanya membenarkan hal itu. "Benar. sebagian camat dan lurah ada juga yang ikut.

Sebagian dari mereka sempat menolak jalan-jalan yang tidak jelas tujuannya itu. Namun, ada ancaman mutasi bila mereka tidak mau berangkat.

Kepala Sub Seksi Keamanan dan Ketertiban Kelurahan Karet Setiabudi, Lumpat Siagan, mengatakan, kalau Firmansyah, lurah di wilayahnya sedang pergi umroh bersama keluarganya.

"Bapak sedang umroh berangkat sejak hari Selasa, bersama dengan lurah lainya. Lurah Karet Semanggi, Karet Kuningan dan Karet Kuningan Timur," ujarnya, Jumat 17 April 2009.

Terkait hal ini, Firmansyah telah mengamanatkan tugasnya kepada Wakil Lurah, Safei. Untuk hal tertentu tidak bisa diwakilkan, Seperti pengurusan KTP, jual beli tanah dan warisan.

Untuk warga di kawasan Setia budi harus menunggu sampai lurah mereka datang untuk mengurus KTP, Jual Beli Tanah dan warisan.

Hal sama juga disampaikan oleh Purwati, Sekretaris Lurah. Ahmad Fauzi Lurah Setiabudi juga sedang pergi umroh. 

Sekretaris Kotamadya Jaksel, Mangara Pardede mengatakan bahwa keberangkatan mereka sudah disetujui, dan dihitung cuti. Mereka diperkirakan baru akan kembali ke tanah air pada 26 April 2009 mendatang.

Walikota Jaksel, Syahrul Effendi  sendiri telah meneruskan instruksi itu kepada para bawahannya. Namun ketika dikonfirmasi melalui telepon, walikota tidak berkomentar.

Menurut surat edaran Mendagri No 270/1174/SJ tertanggal 4 April 2009 menyebutkan seluruh lurah dan camat harus melakukan monitoring pada pelaksanaan Pemilu, terhitung tanggal 5 hingga 20 April 2009.

Pesan Mengharukan Shin Tae-yong untuk Korea Selatan
Ilustrasi perempuan Jepang

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Lebih dari 40 persen kota di Jepang kemungkinan akan mengalami penurunan jumlah penduduk perempuan muda hingga lebih dari setengahnya dalam 30 tahun hingga tahun 2050.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024