Penasihat Golkar Tak Sebut Mitra Koalisi

VIVAnews - Rapat Dewan Penasihat Partai Golkar tak menghasilkan rumusan konkret mitra koalisi yang harus digandeng partai beringin itu di Pemilihan Presiden. Dewan Penasihat menyerahkan sepenuhnya pada Dewan Pimpinan Nasional keputusan untuk berkoalisi.

"Kami membahas apa yang akan kami ajukan dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus," kata anggota Dewan Penasihat, Tuty Adytama, usai rapat yang digelar di Ruang ASEAN, Hotel Sultan, Jakarta, Senin 20 April 2009.

Dewan Penasihat juga membicarakan Golkar berkoalisi dengan siapa, namun tak menghasilkan nama konkret partai mana yang akan digandeng. Dewan Penasihat berharap DPP memutuskan rekan koalisi berdasarkan kepentingan nasional.

"Jangan semaunya dibawa ke sana-ke sini dan hanya mengutamakan keuntungan untuk mendapatkan kekuasaan. Koalisi harus lebih menekankan kepentingan nasional," kata Tuty. "Tapi jangan sampai menghilangkan kewibawaan masing-masing partai."

Rapat Dewan Penasihat ini diikuti belasan anggota Dewan Penasihat yakni Surya Paloh, Aburizal Bakrie, Barnabas Suebu, Fahmi Idris, Abdul Gaffur, Siswono Yudhohusodo, Tanri Abeng, Nana Sutresna, Djafar Assegaf, Tuty Adytama, Soleh Salahudin, Emil Salim, dan Cicip C. Sutardjo. Awang Farouk dan Sri Sultan Hamengku Buwono x izin tak bisa hadir.

Namun mereka memilih bungkam berbicara mengenai rapat yang berlangsung hampir tiga jam itu. Mereka menyerahkan juru bicara pada Tuty dan Abdul Gaffur.

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan
Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK, Anies-Muhaimin

Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan

Anies Baswedan mengatakan ada peluang Prabowo Subianto mengundang dirinya untuk melakukan pertemuan usai putusan MK karena sebetulnya hanya lawan dalam pemilu.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024