VIVAnews - Partai Demokrat pada dasarnya menerima rancangan usulan koalisi yang diajukan Partai Golkar. Satu poin yang belum disepakati adalah soal pengajuan nama calon wakil presiden dari Golkar. Tetapi ternyata tiba-tiba Golkar menyebut bahwa terjadi kebuntuan komunikasi politik.
"Kami juga tidak menduga bahwa penghentian pembicaran itu dilakukan secara sepihak," ujar Anas Urbaningrum, Ketua Bidang Politik Partai Demokrat dalam keterangan pers di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 22 April 2009 malam.
Karena itulah, Demokrat sangat menyayangkan sikap Partai Golkar yang langsung memutuskan secara sepihak tanpa pemberitahuan.
"Kami tidak menyangka hari ini telah terjadi kebuntuan pembicaraan, dan ini dilakukan secara sepihak dan tidak benar kalau ada kesan seolah-olah demokrat beritindak semena-mena," ujar Anas.
Kendati demikian, Demokrat sangat menghargai sikap Golkar, karena tu hak politik Partai Golkar. "Kami menghormati sepenuhnya sikap politik Golkar, walaupun disayangkan disampaikannya secara sepihak," kata Anas mengulang.
Pagi tadi di Kantor Pusat Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Soemarsono, menyatakan lobi Golkar selama seminggu pada Demokrat telah kandas. Demokrat tak mau menerima tawaran Golkar hanya mengajukan satu nama untuk diduetkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemilihan Presiden.
Lobi Golkar ini dilakukan oleh Tim Tiga yang diisi Ketua Dewan Pimpinan Pusat GOlkar, Muladi, Andi Mattalatta, dan Sekretaris Jenderal, Soemarsono. Sementara Demokrat diwakili Tim Sembilan yang diketuai Ketua Umum Partai Demokrat, Hadi Utomo.