Kuartal I 2009

Laba OCBC NISP Terdongkrak 35%

VIVAnews - PT Bank OCBC NISP selama tiga bulan pertama di 2009 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 73,2 miliar. Angka ini naik 35 persen dibandingkan periode yang sama 2008 lalu yang tercatat Rp 54,3 miliar.

Peningkatan laba ini, menurut Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja dalam keterangan tertulisnya, Senin 27 April 2009 malam, disokong pendapatan bunga bersih sebesar 32 persen dari Rp 302,4 miliar pada Maret 2008 menjadi Rp 398,8 miliar. Pendapatan operasional lainnya juga mengalami peningkatan 35 persen dari Rp 87,8 miliar menjadi Rp 118,9 miliar.

"Peningkatan pendapatan operasional lainnya itu terutama kontribusi dari peningkatan pendapatan dari transaksi valuta asing," kata Parwati.

Selama tiga bulan, kata dia, bank juga berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga sebesar 32,5 persen dari Rp 20,1 triliun pada akhir Maret 2008 menjadi Rp 27,5 triliun. Kenaikan ini akibat lonjakan deposito sebesar 41,9 persen menjadi Rp 15,5 triliun.

Peningkatan jumlah deposito ini mengakibatkan porsi dana murah bank menurun, yang semula sebesar Rp 47,20 persen pada akhir Maret 2008 menjadi 43,44 persen dari total dana pihak ketiga per akhir Maret 2009.

Kredit Turun

Terkait efek dari krisis ekonomi global, bank menilai mulai dirasakan oleh sektor riil pada kuartal pertama 2009. Hal ini juga berimbas pada penyaluran kredit Bank OCBC NISP yang hanya tumbuh sekitar 3,1 persen dari Rp 18,9 triliun per 31 Maret 2008 menjadi Rp 19,5 triliun per 31 Maret 2009.

Pemberian kredit yang hati-hati telah mengantarkan Bank OCBC NISP pada rasio NPL yang cukup terkendali, yaitu dengan NPL netto sebesar 2,21 persen atau jauh di bawah NPL maksimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 5 persen.

Meningkatnya simpanan nasabah yang cukup signifikan dibandingkan dengan peningkatan total kredit yang disalurkan, mengakibatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) bank juga menurun menjadi 71,02 persen pada akhir Maret 2009 dibandingkan dengan 91,29 persen pada akhir Maret 2008.

"Menurut kami tingkat LDR saat ini cukup ideal dalam kondisi makro saat ini, karena kami memang harus lebih berhati-hati dan terus menerapkan prinsip prudential banking di tengah kondisi yang masih tinggi tingkat ketidak pastiannya," Parwati menambahkan.

Untuk tetap menjaga keseimbangan penyaluran dananya, bank juga terus memperhatikan sektor industri yang menjadi tujuan penyaluran kredit. Berdasarkan sektor usahanya, penyaluran kredit antara lain diberikan kepada sektor perindustrian (24,5 persen), perdagangan (23,3 persen), jasa (17,8 persen), konsumer (29,6 persen) dan lain-lain (4,8 persen). Sedangkan dilihat dari jenis penggunaannya, sebagian besar kredit disalurkan untuk modal kerja (43,7 persen), investasi (26,7 persen) dan konsumer (29,6 persen).

Parwati juga menjelaskan beberapa rasio keuangan utama bank juga mengalami peningkatan antara lain rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) 18,58 persen, Net Interest Margin (NIM) 5,04 persen, Return On Equity (ROE) 8,18 persen dan Return On Asset (ROA) 1,17 persen. Rasio lain yang cukup menggembirakan adalah perbaikan pada Cost to Income Ratio menjadi 64,62 persen pada akhir Maret 2009 dari 77,77 persen per 31 Maret 2008.

Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi Rabu 17 April 2024
Qatar vs Timnas Indonesia U-23

Terpopuler: Netizen Serang Wasit Nasrullo Kabirov, Ivar Jenner Sebut Qatar Badut

Wasit Nasrullo Kabirov menjadi sorotan. Netizen menyerang pengadil asal Tajikistan tersebut karena dianggap banyak merugikan Garuda Muda.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024