Wabah Flu Babi

Korban Tewas di Meksiko Bertambah

VIVAnews - Jumlah korban tewas akibat flu babi bertambah menjadi lebih di atas 150 orang di Meksiko, Selasa 28 April 2009. Sedikitnya 16 negara melaporkan adanya kasus infeksi virus flu burung, baik yang sudah dikonfirmasi atau belum.

Seperti dikutip dari laman televisi Channel News Asia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa virus itu kini sudah terlalu menyebar sehingga membuat strategi "pengurungan" sulit dilakukan. Meksiko, episentrum penyebaran, mengatakan bahwa 152 orang kini diyakini telah meninggal akibat mengidap flu babi. Lebih dari 1.600 orang diduga membawa virus berbahaya tersebut.

Jumlah kasus flu babi yang telah dikonfirmasi di Amerika Serikat menjadi 44 kasus. Di Inggris dan Spanyol, terdapat pasien yang mengidap flu babi, sehingga menjadi kasus pertama di Eropa.

Kanada memiliki enam kasus dan Selandia Baru telah menyatakan korban pertama flu babi di negara tersebut. Sebanyak 70 orang yang diduga mengidap flu babi terus diawasi di Australia. Demikian pula di Swedia dan Swiss, yang masing-masing memiliki lima kasus.

Berbagai negara memperketat pengawasan di perbatasan, termasuk bandara internasional. Namun WHO mengatakan, penelitian sejak menyebarnya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2003 di Asia menunjukkan bahwa kontrol perbatasan hanya sedikit membantu mengontrol penyebaran virus semacam itu.

"Kontro perbatasan tidak berfungsi. Pemindaian tidak berfungsi juga," kata juru bicara WHO, Gregory Hartl said di Jenewa, Swiss. "Jika seseorang terkena flu babi atau terinfeksi, orang itu mungkin tidak akan menunjukkan gejala-gejala di bandara," katanya. "Kita belajar dari pengalaman sewaktu terjadi penyebaran SARS," ujar Hartl.

Sementara itu, Korea Selatan juga sedang menyelidiki satu kasus yang diduga melibatkan virus flu babi. Sementara di Selandia Baru, tiga orang dinyatakan mengidap flu babi. Satu orang di Israel juga mengidap flu babi. Itu merupakan kasus pertama flu babi di Timur Tengah.

Penyebaran flu babi juga berdampak pada nilai saham dan harga minyak karena penyebaran virus itu akan menghancurkan sektor industri penerbangan dan menurunkan permintaan minyak.

Gak Minta Kado, Maxime Bouttier Ngarep Quality Time Bareng Luna Maya di Hari Ulang Tahunnya
Mooryati Soedibyo

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia

Ada berita duka cita yang menyelimuti kita hari ini. Mooryati Soedibyo, seorang pengusaha yang dikenal luas, telah berpulang pada Rabu, 24 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024