Pangsa Asuransi Syariah Hanya 8,6%

VIVAnews - Pertumbuhan pasar asuransi syariah di Indonesia bertumbuh cepat dalam lima tahun terakhir. Namun, nilai pasar yang dikuasai asuransi syariah (takaful) masih terbilang kecil, hanya 8,6 persen dari bisnis asuransi secara nasional.

Selama 2003-2008, Asuransi jiwa syariah meningkat signifikan. Pada 2008, kontribusi premi bruto asuransi syariah mencapai Rp 1,15 triliun. Naik hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 511 miliar. 

Nilai klaim 2008 mencapai Rp299,6 miliar, naik dari 2007 senilai Rp 195,6 miliar. Nilai aset asuransi syariah mencapai Rp 1,2 triliun dibanding tahun sebelumnya, Rp 1,02 triliun.

"Namun kontribusi asuransi syariah masih sangat rendah dibandingkan dengan asuransi konvensional," kata Ketua Umum Asosiasi Asuransi Islam Indonesia Mohammad Shaifie Zein di Jakarta, Selasa kemarin, 28 April 2009.

Penguasaan pangsa pasar yang kecil dalam struktur asuransi nasional, menurut dia, akan berdampak pada kinerja operasional. Nilai kerugian asuransi syariah juga mencatat perkembangan yang kecil saat industri asuransi terpukul akibat krisis. Pada saat asuransi nasional mengalami kerugian premi Rp 25,6 triliun pada 2008, Asuransi syariah hanya mencatat kerugian premi Rp 573 miliar.

Menurut Zein mengutip hasil Riset Ekonomi, pangsa pasar asuransi jiwa syariah Indonesia pada 2007 hanya sekitar 1 persen dan diestimasi akan menjadi 3 persen pada 2015. Persentase ini jauh di bawah pangsa asuransi jiwa syariah beberapa negara, sepeti Sudan yang diperkirakan akan mencapai hampir 40 persen pangsa pada 2015, Bahrain 32 persen, Saudi Arabia 28 persen, dan Malaysia 15 persen.

Asuransi syraiah dunia meraih pangsa US$ 5,6 miliar pada 2006, dengan pendapatan premi premium diperkirakan tumbuh 20 persen per tahun. Sedangkan volume asuransi premium untuk asuransi jiwa dan non jiwa membukukan total premi US$ 3,72 miliar. 

"Pertumbuhan asuransi syariah empat kali lipat daripada pertumbuhan asuransi konvensional yang hanya 5 persen," kata Zein. Premi asuransi jiwa premium meningkat 7,7 persen dan asuransi premium non jiwa 1,7 persen.

Dia mengatakan, pasar asuransi jiwa di negara muslim masih sangat lebar pada masa mendatang. Faktanya, 60 persen penduduk muslim di bawah 25 tahun atau dalam masa produktif dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini penetrasi asuransi yang berorientasi profit di negara muslim seluruhnya US$ 5,6 miliar, sedangkan asuransi konvensional US$ 39,3 miliar.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024