Akhirnya, Keluarga David Bisa Bertemu Polri
VIVAnews - Keluarga mahasiswa Universitas Teknologi Nanyang Singapura (NTU), David Hartanto Widjaja pagi ini sekitar pukul 09.30 akan bertemu dengan Polri di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta. Keluarga akan diterima juru bicara Polri, Abubakar Nataprawira.
Ayah David, Hartono Widjaja mengatakan undangan tersebut diketahui keluarga dari anggota tim verifikasi kasus David, Cristov Wiloto. "Saya kira Polri yang mengundang kami," kata Hartono kepada VIVAnews, Jumat 1 Mei 2009.
Pertemuan dengan Polri, kata Hartono, akan dimanfaatkan keluarga untuk minta bantuan Polri. " Kami ingin Polri ikut menyelidiki, jangan hanya memantau. Polri bisa memakai jalur interpol," kata Hartono.
Bantuan Polri, kata dia, sangat diperlukan. "Takutnya di pihak kepolisian Singapura, takutnya tidak transparan," tambah Hartono.
Sebelumnya, laporan yang sempat disampaikan keluarga David ditolak Polri. Alasannya Polri tak punya kewenangan menyelidiki kasus di Singapura.
Namun, Polri akhirnya mengirimkan tim ke Singapura untuk berkoordinasi dengan kepolisian setempat.
Hakim Pengadilan Koroner Singapura telah menyatakan kematian mahasiswa Universitas Teknologi Nanyang Singapura (NTU), David Hartanto Widjaja layak diperkarakan. Namun, jalan masih panjang, apalagi Kepolisian Singapura belum menunjuk siapa yang bertanggungjawab atas kematian David.
David Hartanto Widjaja tewas terjatuh dari gedung pada 2 Maret 2009. Beberapa menit sebelumnya, mahasiswa 21 tahun itu terlihat lari keluar dari kantor dosen pembimbingnya, Chan, di tengah diskusi mereka terkait skripsi David.
Media massa Singapura lantas mengambarkan David sebagai mahasiswa yang nekat menusuk dosennya lantas bunuh diri. Media massa di sana juga memberitakan spekulasi bahwa David memutuskan bunuh diri gara-gara beasiswanya diputus.
Tentu saja, pemberitaan-pemberitaan tersebut ditolak keluarga. Keluarga justru berpendapat, David adalah korban dari tragedi ini. Kematian David semakin misterius karena disusul kematian dua staf peneliti asal China, Zhou Zheng (24) dan Hu Kunlun. Ketiganya berasal dari Universitas, bahkan jurusan yang sama.