Pembunuhan Direktur BUMN

Diserbu Wartawan, Tensi Antasari Naik

VIVAnews - Kondisi kesehatan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi non-aktif, Antasari Azhar, memburuk setibanya di Polda Metro Jaya. Tekanan darahnya meningkat.

"Tensi Antasari naik menjadi 170 mmHg," kata pengacaranya, M Assegaf, kepada wartawan, Senin 4 Mei 2009.

Setibanya di dalam ruang Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Antasari langsung menjalani pemeriksaan medis.

Naiknya tekanan darah itu, kata Assegaf, dipicu suasana riuh wartawan saat menyambut kedatangan kliennya. Setelah berhasil menerobos wartawan, nafas Antasari terengah-engah. "Tapi setelah minum kondisinya mulai normal," ujarnya. 

Kedatangan Antasari memang sempat diwarnai sedikit kericuhan. Puluhan wartawan dari berbagai media menyerbu Antasari setibanya di Mapolda Metro Jaya. Mereka berusaha mendapat komentar mantan jaksa itu. Bahkan beberapa wartawan sempat terjatuh.

Antasari dijadwalkan menjalani pemeriksaan mulai pukul 10.00. Antasari diperiksa sebagai saksi kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.

Antasari diduga sebagai dalang atau otak pembunuhan terhadap Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Sembilan tersangka telah ditahan. Mereka adalah eksekutor dan operator lapangan. Satu di antaranya adalah pengusaha sekaligus politisi Sigid Haryo Wibisono.

Dalam surat perintah cekal dari kepolisian yang dibacakan Kejaksaan Agung, Antasari telah berstatus sebagai tersangka sejak pekan lalu. Surat perintah cekal itu ditandatangani Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komisaris Jenderal Susno Duadji. Namun saat dikonfirmasi, polisi teguh status Antasar masih saksi.

Nasrudin ditembak usai bermain golf di Padang Golf Modernland, Cikokol, Tangerang, sekitar pukul 14.00, Sabtu 14 Maret 2009. Ia ditembak di dekat mal Metropolis Town Square.

Mobil BMW silver miliknya tiba-tiba dipepet dua pria mengendarai sepeda motor. Salah seorang pengendara langsung memuntahkan dua peluru ke arah kepala Nasrudin yang duduk di kursi belakang.

Seketika, sopir korban langsung membawanya ke Rumah Sakit Mayapada Tangerang. Kondisi Nasrudin dinyatakan kritis. Rumah sakit itu pun tak mampu menanganinya dan merujuknya ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto. Nasrudin meninggal 22 jam kemudian.

Kubu Ganjar-Mahfud Ingin Suara Prabowo-Gibran Nol, Begini Kata KPU
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku belum kepikiran untuk maju dalam Pilkada 2024, dia justru menilai Kasatpol PP DKI Arifin berpotensi maju di Pilkada DKI.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024