Wawancara Kabareskrim Irjen Susno Duadji

Pungli Harus Dibunuh dari Dalam

VIVAnews - Memasuki tempatnya bekerja, terlihat Inspektur Jenderal Susno Duadji, bukanlah perwira tinggi yang suka birokrasi yang berbelit-belit. Mulai dari pintu gerbang tanpa polisi tegak berwajah kaku, bahkan di ruang utama Kepolisian Daerah Jawa Barat --ketika dia menjabat sebagai Kepala Polda-- juga sejumlah polisi terlihat ramah.

Di Bandung jangan harap ada razia. Bahkan ketika pengemudi salah jalan, segera polisi datang. Tetapi bukan menilang, melainkan memandunya agar tak salah jalan. Kini dia sudah menjaba sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. Kepada wartawan VIVAnews.com dia bercerita tentang sikapnya itu.

Pandangan Anda tentang kepolisian dibandingkan penegak hukum lain?
Polisi paling reformis di antara penegak hukum. Anda bisa teliti sendiri. Misalnya jika ada polisi berbuat tindak pidana, kami tak menyebutnya oknum, langsung saja menyebut si polisi itu. Bahkan polisi yang menangkap dan polisi pula yang mengeksposnya.

Masalah apa yang paling susah diatasi di internal kepolisian?
Pungutan liar. Dia harus dibunuh dari dalam. Di Jawa Barat (sebagai Kepala Polda) saya mengambil tindakan berjenjang, ke atasannya, dan atasannya itu yang bertanggungjawab pada tingkah laku anak buahnya. Selain itu, idiom “jika bisa dipersulit kenapa harus dipermudah” saya balikkan. Saya ingin everybody to be happy.
 
Hasilnya bagaimana?
Pungli ya tetap saja ada. Tapi sudah berkurang. Mengharapkan kejahatan hilang seratus persen kan tidak mungkin. Ukuran yang saya ambil adalah publik komplain yang juga berkurang. Makin lama makin bagus, sekarang juga sudah transparan.

Tentu banyak tantangannya..
Yang jelas perlawan banyak dari dalam. Ada yang ke dukun, mengirim surat kaleng, pokoknya macam-macamlah. Maklum, mereka sedang enak-enak, dari gaji Rp 1,7 juta per bulan bisa dapat belasan belasan juta bahkan puluhan juta. Tapi saya kan komandan di sini. Beberapa orang sudah saya tindak, termasuk perwira.

Apakah karena itu Anda dikenal tegas?
Itu yang saya bantah. Sebenarnya, saya sangat sayang pada mereka. Misalnya, ada anak buah saya yang menyimpang. Lalu dia saya copot, saya tindak, dihukum kemudian dipecat. Itu bukan berarti saya tegas. Tetapi, karena saya sayang padanya. Sebab kalau saya biarkan, akan jadi apa dia nantinya jika tetap di kepolisian.

Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional

Apa pendapat Anda tentang kasus polisi salah tangkap di Jombang, jaksa menuntut, kemudian hakim menghukum pula?
Si polisi itu mestinya mendapatkan penghargaan, karena berhasil mengungkap masalah di jaksa dan hakim. Berita acara pemeriksaan dari kepolisian itu bukan kitab suci di pengadilan.Hakim menjatuhkan vonis juga bukan berdasarkan BAP polisi, tetapi berdasarkan fakta peradilan. Si polisi yang salah tangkap itu memang goblok, tapi Anda bisa lihat siapa yang lebih goblok lagi.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Bintoro di TKP Polisi Bunuh Diri

Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, mengaku saat ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan 13 orang atas tewasnya anggota Satlantas Polresta Manado.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024