Garap Proyek Gas

Medco Raih Pinjaman Bank US$ 56 Juta

VIVAnews - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) memeroleh pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar US$ 56 juta untuk mengerjakan proyek gas di Lematang. Lematang merupakan salah satu dari tujuh proyek utama yang menjadi fokus perusahaan pada 2008.

Direktur Keuangan Medco Energi Internasional Cyril Noerhadi mengatakan, dana pinjaman tersebut untuk mendanai 70 persen proyek Lematang, sedangkan sisanya dari kas perusahaan. ”Nilai proyek Lematang mencapai US$ 80 juta,” kata dia di Jakarta, belum lama ini.  

Investor Relations Medco Energi Internasional Nusky Suyono kepada VIVAnews menambahkan, pinjaman tersebut bukan sindikasi BCA dengan perbankan lain.

Selain proyek Lematang, menurut Cyril, manajemen juga menyiapkan pendanaan sebesar US$ 45 juta untuk proyek lainnya, yakni pabrik ethanol di Lampung. Dana tersebut berasal dari kas perusahaan. Selain Lematang dan ethanol, lima proyek perseroan lainnya adalah Senoro dan panas bumi (geotherrmal) di Sarula. Ada juga Blok A, proyek minyak bumi di Blok 47 Libya, serta proyek Enhanced Oil Recovery (EOR) di Rimau. 

Tujuh proyek tersebut bernilai US$ 2 miliar. Seluruhnya ditargetkan rampung pada 2010. Porsi Medco dalam investasi tersebut mencapai US$ 1,5-2 miliar. Pendanaannya berasal dari ekuitas perusahaan dan pinjaman eksternal dengan komposisi 30:70. Ekuitas perseroan berasal dari hasil divestasi PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) sebesar US$ 341 miliar dan penjualan tujuh aset US$ 300 miliar. 
 
Sebelumnya, perusahaan juga telah memeroleh pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) hingga US$ 178 juta untuk proyek Senoro dan Sarula. Pinjaman tersebut merupakan 30 persen dari total investasi perusahaan US$ 596 juta.
 
Cyril menambahkan, pihaknya tengah menjajaki tiga bank untuk mendanai proyek Libya. Medco akan menjaminkan cadangan minyak bumi yang ada di proyek tersebut sebagai jaminan kepada perbankan. Selain itu, pendanaan dalam proyek Rimau juga masih dalam proses. “Sedangkan proyek Blok A akan didanai dengan skema project financing,” jelas dia.

Sementara itu, Nusky menambahkan, perusahaan hanya akan menjual dua blok migas pada akhir tahun ini. Dua blok tersebut merupakan  bagian dari rencana perseroan untuk mendivestasi tujuh aset yang dinilai kurang produktif. “Kami telah menjual dua aset perusahaan, yakni Apexindo Pratama Duta dan blok Tuban. Pada akhir tahun ini, perseroan berpotensi mendivestasi dua aset lagi,” tutur dia.

Medco juga telah menjual 25 persen kepemilikan sahamnya di Blok Tuban senilai US$ 42 juta dan Apexindo Pratama Duta. Sementara itu, Kuwait Bawean Indonesia yang sebelumnya mengambil alih 35 persen kepemilikan perusahaan di PSC Bawean membatalkan pembelian tersebut.

Selanjutnya, PSC Bawean kembali masuk dalam daftar aset yang akan didivestasi Medco. “Kami tengah bernegosiasi dengan beberapa pihak untuk melepas 20-35 persen kepemilikan di Bawean. Kini, perseroan memiliki 65 persen kepemilikan di PSC Bawean,” ujar Nusky.

Pada semester I/2008, Medco membukukan pendapatan US$ 709 juta atau naik 75,93 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya US$ 403 juta. Pencapaian tersebut turut mendongkrak perolehan laba bersih menjadi US$ 63,4 juta dari sebelumnya US$ 27,6 juta. Pascapenjualan Apexindo, laba bersih perseroan berpotensi turun 20 persen.

2 Pria yang Buat Remaja Perempuan 16 Tahun Tewas di Hotel Jaksel Terancam 20 Tahun Bui
Ilustrasi penis.

Mengenal Dickmorphia, Istilah Bagi Kaum Pria yang Khawatir dengan Ukuran Penis Kecil

Berbicara ukuran penis mungkin akan dipandang sebagai sesuatu yang tabu, tapi sebagian dari pria di dunia kerap membicarakan hal ini entah itu lebih besar atau lebih baik

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024