VIVAnews - Pengerukan sungai dengan alat canggih dari Belanda siap dimulai awal November. Saat ini, alat itu sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Demikian disampaikan Gubernur DKI Fauzi Bowo di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 28 Oktober 2008.
Sungai yang akan dikeruk dengan alat itu adalah Kali Ancol, Kali Mati, dan Kali Pademangan. Alat itu berfungsi untuk menyedot lumpur dari tiga muara sungai di Jakarta Utara tersebut.
Pengerukan dengan alat dari Belanda itu masih menjadi proyek percontohan. Jika terbukti efektif, kata Fauzi, pemerintah DKI akan berupaya untuk mengoperasikannya di 13 sungai di DKI.
Sementara itu, pengerukan 13 sungai dengan anggaran Rp 1,2 triliun dari Bank Dunia masih dalam pembahasan. Masih terjadi tarik ulur penanggung jawab utang antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat.
Ketigabelas sungai itu yaitu Kali Mookevart, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Baru Barat, Ciliwung, Barut Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, dan Cakung.
Wakil Ketua III DPRD DKI Maringan Pangaribuan berpendapat penanganan banjir di Jakarta seharusnya tidak didanai uang pinjaman. "Kalau mau pindahkan saja dana proyek-proyek yang tak jelas untuk banjir," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Fauzi Bowo mengatakan pinjaman dana Bank Dunia untuk pengerukan 13 sungai adalah pilihan tepat. Alasannya, DKI tak mungkin mengorbankan alokasi dana pendidikan, kesehatan, untuk banjir.