Patah Roda di Bali

Menhub: Garuda Diduga Salah Maintenance

VIVAnews – PT Garuda Indonesia diduga melakukan kesalahan maintenance terkait insiden salah satu armadanya di Bandara Ngurahrai, Bali, Selasa malam lalu. Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengungkapkan, salah satu kemungkinan pemicu patahnya roda Boeing 737-400 beregristrasi PK GZI itu akibat baut-baut pengikat roda pernah mengalami over torque.

”Kemungkinannya seperti itu. Kasusnya mirip dengan yang dialami Wings Air di Surabaya (20 Oktober 2008),” jelas Menhub Jusman kepada VIVAnews ketika ditemui di lobi kantornya, Kamis, 30 Oktober 2008.

Dipaparkan Menhub, efek dari over torque (tekanan berlebihan pada proses pengencangan baut pada as roda pesawat), memang tidak seketika dapat dirasakan. ”Bisa setahun atau beberapa tahun kemudian efeknya baru terjadi.”

Karena as patah, kata Menhub, salah satu roda pendaratan sebelah kiri pesawat itu pun lepas saat melakukan taxi in (bergerak keluar runway). Hingga parkir di apron Bandara Ngurah Rai, tanpa ada yang merasakan, pesawat hanya memiliki tiga roda. Namun, pesawat tetap bisa lancar ditarik ke apron dan parkir dengan baik. Hilangnya roda itu sendiri baru diketahui saat 'post flight inspection' (pengecekan rutin pascapenerbangan) dilakukan.

”Alhamdulillah penumpang selamat. Proses loading dan unloading juga lancar. Karena meski lepas satu roda, masih ada satu roda lain. Itu tidak masalah, makanya tidak langsung ketahuan,” lanjut Menhub.

Terkait hal itu, Menhub mengaku sudah meminta Dirjen Perhubungan Udara Budhi Mulyawan Suyitno untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh. Tidak sebatas pada armada dengan nomor penerbangan GA 254 yang mengangkut 96 penumpang dari Jogja ke Denpasar itu. Para teknisi dan fasilitas yang terdapat di Garuda Maintenance Facilities (GMF)–bengkel perawatan pesawat-pesawat Garuda, pun akan dijadikan objek penyisiran.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

”Semuanya akan kita telusuri. Kita akan sisir apakah ada masalah dalam proses perawatan. Historical log book pesawat itu akan kita pelajari agar sejarah perawatan yang dilakukan selama ini bisa diketahui,” papar Menhub. ”Kita harapkan maskapai mau jujur dan bisa bekerja sama dengan pemerintah dalam hal ini. Agar ke depan, insiden-insiden seperti ini dapat diantisipasi,” ujarnya.

Menhub menepis anggapan bahwa pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, turut berkontribusi insiden itu karena melakukan pengawasan yang tidak optimal. ”Tidak demikian juga,” ujar Menhub.

Alasannya, metode pengecekan sendiri ada dua macam. Yaitu pengecekan kasat mata dan tidak kasat mata. Pengecekan kasat mata, jelas dia, sudah dilakukan antara lain melalui program ramp check rutin langsung di bandara maupun audit maskapai.

”Untuk mengecek yang tidak kasat mata, butuh proses yang tidak sebentar. Harus melalui penelitian yang mendalam dengan melakukan beberapa tes,” jelasnya.

5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?

”Karena itu kita meminta maskapai untuk untuk cari tahu tentang sejarah perawatan pesawatnya kepada perusahaan leasing mereka. Kapan overhaul, apakah ada komponen yang diganti, dan apakah proses pengantiannya sudah sesuai standar,” sambung Menhub Jusman.

Mantan Direktur PT Dirgantara Indonesia ini menolak untuk mengatakan bahwa Garuda telah melakukan kesalahan karena tidak memeriksa histrical log book pesawatnya yang mengalami insiden di Denpasar itu. ”Saya tidak mau menyimpulkan, hanya memberikan konklusi bahwa kemungkinan itu ada. Tetapi, baiknya kita tunggu hasil penyelidikan Dirjen Udara dan KNKT,” pungkasnya.

Mahfud MD

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024