Ayah Korban Sudah Menduga Vonis Bebas
Ayah Altantuya Shaariibuu, penerjemah asal Mongolia yang tewas dibunuh di Malaysia, kecewa dengan keputusan pengadilan Malaysia yang membebaskan tersangka Abdul Razak Baginda. Namun, ia mengaku sudah memprediksi hasil keputusan itu sedari awal.
"Anak Saya dibunuh karena suatu alasan. Dan saya kira kita tak akan pernah mengetahui alasan itu," ujar Shaariiubu Setev, ayah Altantuya, seperti dikutip dari New Straits Time.
Setev yang saat ini menjabat sebagai Direktur Departemen Informasi dan Pendidikan pada National University of Mongolia, merasa menyesal karena tak dapat menjaga anaknya hingga menjadi korban pembunuhan itu.
"Saya datang ke sini untuk mencari keadilan. Sekarang saya harus menjelaskan kepada keluarga dan rekan-rekan saya tentang apa yang terjadi."
Kamis kemarin, pengadilan Malaysia memang telah membebaskan Abdul Razak Baginda dari tuduhan berkomplot dalam pembunuhan Altantuya. Razak sendiri adalah seorang analis politik yang dekat dengan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.
Menurut hakim pengadilan Mohammad Zaki Yasin, pihak penuntut gagal untuk membuktikan keterlibatan Abdul Razak dalam kasus ini. Namunn, pengadilan memutuskan untuk tetap mengadili dua polisi yang melakukan eksekusi pembunuhan terhadap Altantuya.
Pembunuhan itu sendiri terjadi pada bulan Oktober dua tahun lalu. Altantuya yang merupakan seorang penerjemah asal Mongolia, tewas ditembak dan tubuhnya diledakkan, dan ditemukan di sebuah hutan di dekat Kota Shah Alam, ibukota negara bagian Selangor.
Beberapa pemimpin oposisi menuduhkan adanya keterlibatan Najib dan istrinya dalam kasus ini. Seorang investigator bahkan sempat mengungkapkan bahwa Altantuya adalah perempuan simpanan Najib. Namun, beberapa saat kemudian investigator itu hilang tak berbekas, dan bukti-buktinya tak pernah muncul di pengadilan.
Najib sendiri berulangkali membantah bahwa ia mengenal Altantuya. Sebelumnya, Najib diproyeksikan untuk mengisi posisi Ketua Partai UMNO, yang kosong setelah Abdullah Ahmad Badawi menjabat sebagai Perdana Menteri malaysia.
Kini, Setev mengaku akan memfokuskan diri untuk mengurus dua anak Altantuya. Salah satunya, berumur 4 tahun dan menderita penyakit kelumpuhan saraf pernafasan, dan tak bisa berjalan.
Setev mengatakan, hingga kini kedua cucunya, belum tahu tentang kabar kematian ibunya.Menurutnya, ia selalu bilang kepada cucu-cucunya bahwa Ibu mereka sedang berada di luar negeri.
"Saya selalu memberikan suvenir kepada mereka dan mengatakan hadiah itu berasal dari Ibu mereka. Bagaimana saya mengatakan hal ini kepada mereka?" kata Setev.