Menteri Berijazah Palsu, Pemimpin Iran Marah

VIVAnews - Awal pekan ini, Selasa 5 November 2008, parlemen Iran terpaksa melakukan pemungutan suara untuk memecat Menteri Dalam Negeri Iran yang tersandung kasus ijazah palsu. Selama bertahun-tahun, Ali Kordan mengaku memegang gelar doktor dari Universitas Oxford, Inggris.

Intip Peluang Timnas Indonesia U-23 Berlaga di Olimpiade Paris 2024

Namun skandal yang menimpa Kordan berdampak pada turunnya wibawa pemerintah, karena sudah menjadi bahan olok-olok di media massa. Situasi itulah yang membuat Pemimpin Spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei, marah dan ikut berkomentar.

Menurut stasiun televisi BBC, Kamis 6 November 2008, Khamenei mengecam pernyataan-pernyataan yang menyudutkan pemerintah Iran menyusul pemecatan Ali Kordan. Khamenei mengatakan bahwa Tuhan tidak akan mudah memaafkan mereka yang membuat pernyataan tanpa bukti yang mencela pemerintah.

“Pembicaraan-pembicaraan yang bertujuan untuk menyerang pemerintah tidak akan mudah diampuni oleh Tuhan,” kecam Khamenei. Komentarnya jelas ditujukan bagi anggota parlemen yang memberikan suara untuk mendukung pemecatan Kordan. Bahkan, sebuah majalah yang pernah memuat laporan berisi kritikan tajam terhadap pemerintah, telah dicekal oleh badan pengawas pers Iran, walaupun belum menerima surat resmi.

Khamenei mengatakan bahwa orang-orang tertentu di Iran mencoba untuk meniupkan isu keluar dari proporsinya. Khamenei juga menyatakan dukungan bagi Ahmadinejad yang saat ini menghadapi kritikan keras dari parlemen.

Bagaimanapun, skandal gelar palsu tersebut bisa menjadi tragedi politik bagi presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad yang akan segera menghadapi pemilihan umum. Posisi menteri dalam negari merupakan posisi krusial karena ia lah yang mengorganisir pemilihan yang akan diselenggarakan pertengahan tahun 2009. Ahmadinejad disalahkan atas skandal ijazah palsu tersebut. Ia dianggap terlalu naif karena tertipu oleh kebohongan Kordan.

Sementara itu Kordan membela diri dengan mengatakan bahwa ia ditawari gelar doktor oleh representatif Teheran. Gelar tersebut diberikan oleh sebuah institusi yang digambarkan sebagai Universitas Oxford. Namun ijazah tersebut ternyata palsu, dan penuh dengan salah ejaan.

Seorang anggota parlemen mengatakan bahwa Kordan, yang dulu berprofesi sebagai dosen, punya kisah-kisah yang sesuai soal hari-hari yang dilaluinya di Oxford. Padahal, Kordan belum pernah mengunjungi Oxford. Ia juga tidak mendapat gelar dari universitas bergengsi tersebut, bahkan untuk gelar sarjana strata satu sekalipun.

Jangan Dilewatkan! Ini Pentingnya Pemanasan Sebelum Olahraga
Pembunuh perempuan open BO di Pulau Pari

Terkuak, Motif Pembunuhan Wanita Open BO di Pulau Pari

Pembunuh wanita 'open BO' berinisial R (35) di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, nekat menghabisi nyawa korban karena sakit hati. Hal itu diungkap Kepala Bidang Hubungan Masy

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024