Agar Rumah Anda Bebas Nyamuk DBD

VIVAnews - Musim penghujan identik dengan musim penyakit. Salah satu penyakit cukup parah yang bisa menimpa Anda dan keluarga adalah demam berdarah.

Saudi Arabia Bans Muslims for Repeating Umrah in Ramadan

Nah, sebelum nyamuk Aedes Aegypti bersarang di rumah Anda, coba praktekkan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M, program  Pemprov DKI Jakarta untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD).

Gerakan pemberantasan nyamuk DBD ini dilakukan rutin setiap Jumat, pukul 09.00 – 09.30 WIB. Cukup menyisihkan waktu 30 menit seminggu sekali. Tidak sulit, kan?


Bila semua wadah yang bisa menampung air sebagai tempat hidup jentik nyamuk, bisa dibersihkan setiap minggu, ‘cikal bakal’ nyamuk tidak akan sempat berkembang biak. Alhasil lingkungan pun bebas dari nyamuk demam berdarah.

Airlangga soal 5 Jatah Menteri Wajar, Pakar: Prabowo Akan Berpikir Agar Golkar Nyaman

Caranya, lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus:

1. Menguras tempat penampungan air, seperti bak, vas atau  pot bunga.
2. Menutup rapat tempat penampungan air
3. Menimbun/menyingkirkan barang-barang bekas yang bisa menampung air

Plus: - Membersihkan atau memperbaiki talang dari kemiringan yang bisa membuat air menggenang.

- Tempat penampungan air yang sulit dikuras seperti reservoir (wadah   penyimpanan air), tangki atap, atau tempat penampungan air hujan,   ditaburkan bubuk larvasida sesuai aturan yang ditentukan. (Abate: 1sdm dalam wadah air berukuran 100 liter)

Bedakan DBD dari tipes
Meski, pencegahan penyakit ini sudah Anda lakukan, tak ada salahnya Anda juga mengenali penyakit membahayakan satu ini. Gejala klasik DBD, umumnya terjadi demam tinggi mendadak (suhu 39-40°C), yang dapat disertai menggigil berlangsung 2-7 hari.

Setelah itu, biasanya pada hari ke-4 infeksi virus ini bisa mengakibatkan ruam, berupa bintik kemerahan pada daerah muka, leher, dan dada. Namun, karena ada beberapa gejala penyakit yang mirip DBD, salah satunya penyakit tipes, akibatnya tak jarang, pasien DBD didiagnosis tipes, dan sebaliknya.

Menurut dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A( K), MTrop. Paed., Divisi Infeksi dan Pediatri Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, untuk bisa tepat mendiagnosis suatu penyakit, tak selalu cukup hanya mengandalkan pemeriksaan di kamar praktik. Mungkin diperlukan juga pemeriksaan laboratorium. Tapi, sebenarnya, ada beberapa perbedaan yang dapat dijadikan acuan, di antaranya:

- Pada DBD, suhu tubuh pada saat demam tinggi mengalami naik turun. Umumnya, pada hari ke- 1-3, suhu tubuh langsung tinggi (39-40ºC). Tapi, di hari ke 4-5, suhu tubuh kembali normal (37-38ºC). Sedangkan, hari ke-6-7 naik kembali. Sementara, demam pada tipes, suhu tubuh akan naik secara bertahap, dan tidak naik turun.    

- Umumnya, pada DBD terjadi nyeri perut, terutama di uluhati (bagian ujung tulang dada di atas pusar). Sedangkan, gejala tipes, penderita biasanya mengalami sulit buang air besar (sembelit) Dan, pada tipes, penderita bisa mengalami bibir kering, lidah bertepi merah dan bagian tengah bersalut putih, sedangkan gejala DBD tidak ada tanda tersebut.

- Pada pasien DBD, bintik merah yang muncul bisa di seluruh tubuh. Tapi, pada penderita tipes, bintik merah hanya timbul di dada, dan itu bukan bintik perdarahan seperti DBD (yang bila ditekan bintik merahnya tidak memudar).

Menkominfo: Hampir 92% Kebisingan Ruang Digital Isinya Buzzer
Al-Khwarizmi, bapak aljabar.

Khazanah: Karya Monumental Muhammad bin Musa al-Khwarizmi di Dunia Matematika

Muhammad bin Musa al-Khwarizmi adalah seorang ilmuwan, matematikawan, dan ahli astronomi Persia yang dikenal karena kontribusinya yang monumental dalam bidang matematika.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024