"Kalau Dinilai Tak Etis, Lapor ke KPI Saja"
VIVAnews - Iklan Partai Keadilan Sejahtera yang menggunakan ikon Soeharto dan KH Hasyim Asyari menuai kritik. PKS menanggapi, kalau memang tak etis, laporkan saja ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
"Kalau ada yang merasa iklan itu tidak etis, silakan diproses ke KPI karena lembaga itu yang memiliki kewenangan," kata anggota Fraksi PKS Dewan Perwakilan Rakyat, Agoes Poernomo, usai sebuah diskusi di Gedung Dewan Perwakilan Daerah, Senayan, Jakarta, Rabu, 12 November 2008.
Agoes menyatakan, iklan itu memang didesain berbeda dengan konsep awalnya untuk diringkaskan tapi tetap mengena. Dalam konsep awal, yang dikatakan 'Guru Bangsa' hanyalah KH Ahmad Dahlan, M Natsir dan KH Hasyim Asyari. Sementara Soekarno dan Soeharto dikatakan sebagai 'Telah Berbuat'. Namun demi memperpendek durasi, semua tokoh-tokoh nasional itu dijejerkan dan dikatakan sebagai 'Guru Bangsa'. "Memang berisiko, tapi itu sudah kami perhitungkan," kata Agoes. "Tapi ya kita punya argumentasi. Mereka semua kan tokoh-tokoh nasional," tegasnya.
Karena durasi ringkas, PKS mendapatkan harga yang murah untuk penayangan hampir seminggu di sejumlah stasiun televisi swasta itu. "Hanya dua miliar rupiah. Ini kan biaya yang sebenarnya sangat-sangat sedikit," pungkasnya.