AS Ubah Alokasi Bantuan US$700 Miliar

VIVAnews - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengubah alokasi penggunaan bantuan US$700 miliar untuk mengatasi krisis keuangan. Anggaran yang tadinya hanya untuk membantu sektor perbankan, kini juga akan terfokus untuk memulihkan kredit konsumen - seperti bisnis kartu kredit, kredit mobil, pinjaman untuk kuliah dan bisnis-bisnis lain non-perbankan yang bermasalah. Sumber pendanaannya diharapkan berasal dari anggaran US$350 miliar - atau setengah dari total anggaran - yang belum dipakai.

Wakil Ketua KPK Dilaporkan ke Dewas Terkait Pelanggaran Etik

Demikian ungkap Menteri Keuangan Henry Paulson di Washington DC, Rabu sore 12 November 2008 waktu setempat (Kamis pagi WIB). Namun pengumuman pemerintah tersebut belum memberikan efek positif bagi perdagangan saham di bursa Wall Street yang terus anjlok selama tiga hari berturut-turut.
  
"Fakta telah berubah dan situasi kian buruk," demikian alasan utama yang dikemukakan Paulson mengenai perubahan strategi bantuan US$700 miliar. Tadinya seluruh anggaran dari para pembayar pajak itu untuk membantu bank maupun perusahaan keuangan dengan membeli aset-aset bermasalah, terutama sekuritas hipotek yang terkendala kredit macet.

Namun anggaran untuk membantu sektor perbankan hanya akan dibatasi hingga US$350 miliar. Bahkan, ketimbang membeli aset-aset bermasalah, pemerintah kini mengubah strategi dengan membeli langsung saham-saham bank yang terjerat krisis keuangan.

Menurut Paulson, pemerintah akan menggunakan US$250 miliar dari US$700 miliar yang telah disetujui parlemen (Kongres) untuk secara langsung membeli saham banyak bank yang bermasalah. Tindakan itu harus segera dilakukan agar bank-bank yang bermasalah maupun yang berpotensi terkena masalah keuangan mendapat suntikan modal sehingga aliran pinjaman kembali normal.

Sejauh ini, 50 persen dari anggaran US$700 miliar sudah tersedia untuk langsung digunakan. Selain penggunaan US$250 miliar untuk pembelian langsung saham perbankan, pemerintah Senin lalu menyisihkan US$40 miliar sebagai pinjaman baru untuk membantu perusahaan asuransi American International Group (AIG). Kini anggaran yang masih "nganggur" tinggal US$ 60 miliar.
 
Kalangan anggota Kongres kemudian mengusulkan agar sisa anggaran yang masih tersedia itu sebaiknya dipakai untuk membantu industri otomotif yang bermasalah. Caranya dengan membeli saham-saham sejumlah produsen otomotif, seperti General Motors, yang terancam bangkrut akibat anjloknya tingkat pesanan. Namun usulan itu belum ditindaklanjuti pemerintah. (AP)

Video Toyota Calya Terjebak di Lumpur, Ada Cara Aman untuk Lolos
Ilustrasi memasak.

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang

Tradisi hantaran di Indonesia merupakan kebiasaan bertukar hadiah makanan atau barang lainnya sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, kasih sayang, dan penghargaan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024