Mantan Tapol yang Jadi Presiden

VIVAnews - Mohamed Nasheed belum sepekan menjabat sebagai Presiden Maladewa. Negeri mungil kepulauan yang sedang terancam karam akibat perubahan iklim. Presiden berusia 41 tahun ini, lahir 17 Mei 1967, adalah mantan tahanan politik yang kenyang bolak balik masuk penjara.

Polres Malang Bongkar Home Industry Sabu di Jatim

Perjalanan panjangnya menuju kursi kepresidenan, dimulai dengan menjadi wartawan yang rajin mengkritik pemerintahan Presiden Maumoon Abdul Gayoom, dalam kolomnya di Majalah Sangu, pada awal tahun 1990an. Saat itu kritik vokal kepada pemerintah hampir tak ada.

Akibatnya bukan hanya Majalah Sangu yang dibreidel, Nasheed harus menjadi tahanan rumah. Tak lama kemudian Nasheed pun harus mendekam di penjara sungguhan, karena memberikan wawancara kepada media internasional mengenai perlakuan menyakitkan yang dialaminya selama ditahan.

Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila

Suami dari Laila Ali Abdulla ini selanjutnya semakin akrab dengan jeruji besi penjara. Karena konsisten mengkritik pemerintah, Nasheed harus menanggung resiko dari aktivitas politiknya.

Anni, demikian sapaan akrab Nasheed, menghabiskan 18 bulan di penjara dalam kurungan tersendiri, menuduh penyiksaan yang dilakukan oleh National Security Services (NSS), yang telah dipecah menjadi polisi dan angkatan perang.

Mitsubishi Fuso Resmikan Diler 3S Baru di Morowali

Hukuman yang dijalaninya termasuk jarang tidur dan hidup tanpa air, diberi makan dengan pecahan gelas dan diikat dengan rantai diatas kursi di luar ruangan selama 12 hari.

Setelah menghabiskan waktu beberapa saat di luar negeri setelah dibebaskan, Anni kemudian masuk penjara lagi untuk tulisan politiknya, dan menjadi tahanan Amnesti Internasional tahun 1997.
Selama masa tahanan itu, Anni belajar dan kemudian menulis tiga buku tentang sejarah Maladewa, dalam bahasa Inggris dan bahasa Dhivehi.

Bagi pendukungnya, Nasheed adalah Nelson Mandela masa kini, karena sama-sama pernah dipenjara untuk mengamankan kemenangan pemilunya yang inspirasional.

Nasheed adalah pendiri partai demokrasi maladewa (MDP) dan menjadi kandidat presiden dari partai tersebut pada pemilu Oktober 2008, dan berhasil mengalahkan Presiden Maumoon Abdul Gayoom dalam voting pemungutan suara putaran kedua.
Nasheed telah tercatat di buku-buku sejarah Maladewa sebagai tokoh yang mengakhiri 30 tahun pemerintahan Maumoon Abdul Gayoom, pemimpin terlama di Asia.

Tapi yang mengkritiknya mengatakan Anni memiliki hanya memiliki sedikit pengalaman membuat kebijakan, diluar tindakannya berkampanye melawan pemerintahan.
Para penentangnya selama masa kampanye  menuduh Anni mencoba menyebarkan agama Kristen di negara Islam.

Mereka menuding Anni, seorang muslim Sunni, menikmati kedekatan hubungan dengan organisasi luar negeri seperti Partai Konservatif Inggris yang dinilai bisa melemahkan keyakinan bangsa. Anni menolak keras tuduhan tanpa bukti itu.

Beberapa saat setelah terpilih jadi presiden, Anni sudah dipusingkan dengan masa depan negerinya.  Pasalnya, Maladewa adalah negara mungil yang dikelilingi lautan luas. Terdiri dari 1.192 pulau yang membentang di ujung barat daya Samudera Hindia, Maladewa terancam tenggelam akibat efek perubahan iklim.

Anni mengatakan selama masa kampanye, bahwa Maladewa juga menghadapi ancaman lain. Misalnya menjaga perdagangan dengan turis yang menguntungkan, memastikan distribusi yang kesejahteraan yang adil dan menangani budaya menggunakan obat terlarang diantara kaum muda.

Seperti presiden terpilih AS Barack Obama, Anni juga menjanjikan perubahan dan perbaikan kehidupan bagi rakyat Maladewa, dalam masa kampanye presiden. Hingga akhirnya terpilih dan dilantik pada 11 November 2008.

Menggambarkan diri sebagai sosok perubahan dalam kampanye presiden lalu, Anni menjanjikan kemakmuran ekonomi melalui privatisasi setelah dia menjabat. Mengenyam pendidikan di Maladewa dan kemudian di Inggris, Anni adalah satu dari penentang pemerintahan sejak muda.

Terpilih sebagai anggota parlemen tahun 1999, dia kemudian dipaksa untuk meninggalkan kursinya setelah ada tuduhan pencurian yang saat itu dikutuk bermotif politik.

Dia dituntut atas tuduhan mencuri data dari luar kediaman mantan Presiden Ibrahim Nasir, tindakan yang dikategorikan oleh negara sebagai pencurian.

Tahun 2001 Anni mencoba untuk mendaftar Partai Demokrasi Maladewa (MDP) tapi gagal.Anni tinggal di ibukota Maladewa bersama istrinya yang bekerja untuk PBB dan dua putri.

September 2003, dia ikut campur dalam kematian Hassan Evan Naseem (19) di penjara terbesar negara itu, dengan meminta dokter untuk melihat jasad Hassan sebelum menandatangani sertifikat kematian. Belakangan ketahuan Hassan mati karena disiksa oleh delapan petugas NSS.

Peristiwa itu ditandai sebagai titik balik dari sejarah negara Maladewa, dan menimbulkan demonstrasi masa di jalanan dan pemberontakan di penjara, akibatnya tiga tahanan tertembak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya