Kasus Susu China

Meiji Indoeskrim Aman Dikonsumsi

VIVAnews - Produsen Meiji Indoeskrim menyatakan produknya aman dikonsumsi masyarakat. Pasalnya, bahan baku susu yang dipakai bukan berasal dari Cina.

Meet Nicole Shanahan, VP Candidate of the United States

"Sejak tahun 2000, bahan baku yang kita pakai dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat," kata Marketing Communication PT Indomeiji Cahyo Irianto kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 25 September 2008.

Menurut Cahyo, berita ditariknya produk eskrim yang diproduksi perusahaan dari peredaran itu sebenarnya salah persepsi. Sebab, sejak 2007 merk Meiji Indoeskrim Gold Monas sudah berganti menjadi Meiji Indoeskrim Goaldream Twist. Produk tersebut bernomor MD 205510001469 untuk rasa coklat dan MD 205510002469 untuk vanila.

Kembali Lagi ke Jakarta Setelah 5 Tahun, TVXQ: Akhirnya Bertemu Kembali

Bahkan dia mengakui, kalau masih ada produk eksrim yang beredar dengan merk Meiji Indoeskrim Gold Monas itu tetap aman dikonsumsi. Sebab, produk itu berkode MD, yang menunjukkan tidak menggunakan bahan baku dari Cina. "Yang dilarang pemerintah kan yang memakai kode ML," tegas Cahyo.

Selain itu, Direktur Indoeskrim Irsan Yazid juga mengatakan produk Indoeskrim Meiji GOld Monas rasa coklat dengan nomor ML 305509001116 dan rasa vanila dengan nomor ML 305509002116 seperti dimaksud Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah tidak beredar di pasar sejak awal 2000.  

Pemain Ini Cocok Gabung Man City, Kata Aguero

Sebelumnya, BPOM menyebutkan 19 jenis produk yang diimpor dari Cina harus ditarik dari peredaran. Sebab, kode produk tersebut diberi tanda ML. Namun, produk yang sama berkode MD dinyatakan tidak berbahaya karena diproduksi di dalam negeri dan tidak mengandung melamin.

Ke-19 jenis produk tersebut adalah Jinwi Yougoo (3 jenis), Meiji Indoeskrim Gold Monas (2 jenis), Oreo (3 jenis), Snickers, Dove choc, M&M's, Merry X-Mas, dan Penguin, serta Guozhen, Nestle Nesvita Materna, dan Nestle Milkmaid.

Tiga nama yang disebut terakhir diindikasikan beredar secara ilegal karena belum  pernah diimpor ke Indonesia tetapi sudah terdaftar di BPOM. "Mereka sudah mendaftar tapi belum memiliki izin impor," ujar Kepala BPOM Husniah Rubianah Thamrin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya