Prediksi

Indeks Saham Masih Tertekan

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Jumat, 21 November 2008, diperkirakan masih tertekan.

“Pergerakan negatif bursa regional menjadi penahan rebound IHSG,” kata analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto kepada VIVAnews di Jakarta. Ikhsan memproyeksikan, indeks akan bergerak di kisaran batas bawah (support) 1.111 dan batas atas (resistance) di level 1.180.

Pada transaksi Kamis, indeks ditutup di posisi 1.154,97 atau melemah 25,39 poin (2,15 persen) dari perdagangan Selasa, 19 November 2008, yang terkoreksi 9,51 poin atau 0,79 persen ke level 1.180,36.

Di pasar regional, pergerakan bursa perdagangan kemarin juga bergerak negatif. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 517,24 poin atau 4,04 persen ke posisi 12.298,56, Nikkei 225 Jepang terkoreksi 570,18 poin (6,89 persen) ke level 7.703,04, dan Straits Times Singapura turun 44,46 poin atau 2,67 persen menjadi 1.621,13.

Sedangkan pada perdagangan Kamis sore waktu New York atau Jumat dini hari WIB, indeks Dow Jones terkoreksi 444,99 poin (5,56 persen) ke level 7.552,29, Standard & Poor's 500 melemah 54,14 poin atau 6,71 persen ke posisi 752,44, dan indeks gabungan Nasdaq turun 70,30 poin (5,07 persen) ke level 1.316,12.

Menurut Ikhsan, indeks akhir pekan ini belum memiliki tanda berbalik arah menguat. Sebab, sentimen negatif bursa Asia seperti Hang Seng dan Nikkei tetap menjadi acuan pelaku pasar saham. “Tekanan jual masih cukup kuat, sehingga potensi pelemahan sangat mungkin terjadi,” jelasnya.

Apalagi, dia menambahkan, dari indikator teknis seperti fast stochastic belum membentuk pola golden cross yang menunjukkan sinyal naik pada indeks. “Indikator williams% (W%R) juga masih dalam area jenuh jual (oversold),” ujar Ikhsan. 

Ikhsan mengatakan, depresiasi rupiah yang sempat menembus level Rp 12.440 per dolar Amerika Serikat turut menjadi sentimen negatif ke pasar yang ditandai dengan tipisnya transaksi yang hanya mencapai Rp 1 triliun. “Investor saat ini juga menunggu level terendah (bottom) yang pernah terjadi di posisi 1.089 untuk mulai mengakumulasi saham,” jelasnya. 

Pengamat dan praktisi pasar modal Gifar Indra Sakti juga berpendapat, indeks akhir pekan ini keliatannya masih berpotensi terkoreksi. Sentimen pergerakan regional tetap memengaruhi langkah IHSG. “Selama kondisi ekonomi Amerika Serikat belum menunjukkan pemulihan dan cenderung memburuk, indeks regional sepertinya akan bergerak negatif dan itu bakal berimbas pada pasar kita,” ujarnya.

Dia menambahkan, harga komoditas yang masih terus anjlok, seiring pelemahan harga minyak mentah dunia dan sentimen negatif dalam negeri seperti rupiah yang masih tertekanan turut memicu terkoreksinya indeks Jumat. “Support IHSG di level 1.141 dan resistantance pada posisi 1.163,” jelas Gifar.

Rekomendasi Saham 
Ikhsan merekomendasikan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Astra International Tbk (ASII). Saham-saham itu, kata dia, secara teknis berpeluang menguat kembali hargarnya.

Gifar juga menyarankan ASII dan TLKM. Selain secara teknis berpotensi naik, fundamental perseroan juga masih menjanjikan.

Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai
Ilustrasi tahanan diborgol

Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

Satuan Reserse Kriminal Polres Labuhanbatu Selatan (Labusel), berhasil menangkap 6 debt colector sadis, yang hendak mengambil mobil korban dengan cara ditabrak.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024