China Siapkan US$25 Miliar untuk ASEAN

VIVAnews - China berencana menyalurkan US$10 miliar sebagai dana investasi bagi negara-negara anggota ASEAN. Selain itu, China juga menawarkan pinjaman sebesar US$15 miliar kepada Perhimpunan Negara di Asia Tenggara itu.

Demikian ungkap Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi, dalam perjalanan pulang dari Thailand seperti yang dimuat di laman stasiun televisi BBC, Senin 13 April 2009. Yang mengungkapkan bahwa tadinya tawaran China itu bakal diumumkan sendiri oleh Perdana Menteri (PM) Wen Jiabao dalam Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN+3 di Pattaya, Thailand, akhir pekan lalu.

Namun, Wen tak jadi membuat pengumuman lantaran KTT, yang mempertemukan para pemimpin 10 negara anggota ASEAN dan tiga mitranya dari China, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel), batal terlaksana menyusul krisis politik di Thailand yang turut mensabotase KTT.

Tak jelas, kapan pertemuan penting itu bisa dilakukan saat Thailand - yang seharusnya menjadi tuan rumah - masih bermasalah dengan krisis politik.

Namun, menurut Yang, seandainya KTT jadi terlaksana, China bakal mengumumkan dua hal penting. Pertama, China menyiapkan dana US$10 miliar untuk investasi pembangunan infrastruktur di negara-negara ASEAN. Selama ini, pemerintah negara komunis itu aktif membangun jalan yang mengubungkan kota di wilayah selatan dengan sejumlah negara ASEAN, yaitu Myanmar, Laos, dan Vietnam demi memperlancar perdagangan.

Selain investasi pembangunan, China juga menawarkan pinjaman senilai US$15 miliar kepada ASEAN untuk jangka waktu 3 hingga 5 tahun. China juga memberi penawaran bantuan khusus senilai 270 juta yuan (US$39,7 juta) kepada Kamboja, Laos, dan Myanmar untuk pembiayaan kepentingan-kepentingan darurat.

Selain itu pemerintah Negeri Panda itu menyumbangkan US$900 juta sebagai dana kerjasama ASEAN+3, yaitu forum antara 10 anggota ASEAN dengan China, Jepang, dan Korsel.
  
Tak hanya uang, China juga akan menyediakan 300.000 ton beras untuk kepeluan darurat di kawasan sekaligus meningkatkan anggaran bea siswa bagi para pejabat pemerintah anggota ASEAN.

"Kerjasama kedua pihak berlandaskan prinsip bahwa kami harus bangkit mengatasi berbagai kesulitan di tengah krisis keuangan global sekaligus berupaya untuk mengubah tantangan menjadi peluang demi mewujudkan kerjasama yang pragmatis dan pembangunan bersama," kata Yang. 

Dalam beberapa tahun terakhir, China telah beperan kian besar bagi negara-negara di Asia Tenggara yang bergantung pada hasil ekspor. China juga dipandang sebagai pasar untuk barang, bahan baku, dan sumber investasi. 
 
Kalangan analis menilai bahwa ASEAN masih tetap menjalin hubungan militer yang strategis dengan AS. Apalagi sebagian anggota ASEAN masih bersitegang dengan China menyangkut sengketa kepulauan di Laut China Selatan.

Deretan Negara Arab Ini ternyata Tolak Embargo ke Israel, Kok Bisa?
Syaikh Ismail Az Zaim Abu Sabaa' meninggal dunia

Syekh Abu Al Sebaa, Seorang Dermawan Penyedia Makan Gratis untuk Jemaah Umrah Meninggal Dunia

Syekh Abu Al Sebaa, sosok yang selama hampir 40 tahun telah mengabdikan hidupnya untuk menyediakan minuman panas dan makanan secara gratis untuk para jemaah di Madinah.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024