Bayi Penderita Gizi Buruk

Kisah Sedih dari Pulau Lombok

VIVAnews - Sistia bocah berusia 2,5 bulan terus menatap wajah ibunya, bahkan sesekali balita asal Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Lombok Barat itu menggerakkan tangannya menyentuh wajah sang ibu yang tengah mendekapnya erat-erat. Tubuhnya yang ringkih menggambarkan rasa sakit yang diderita Sistia.

Saat ditemui VIVAnews di ruang dahlia 18 Rumah Sakit Umum Daerah NTB, Sistia terlihat terbaring lemah diatas tempat tidur rumah sakit. Sistia yang ditemani ayahnya Nadianto (19) dan ibunya Suciati (19). Pasangan muda ini terlihat murung dan sedih melihat kondisi anak yang tiga bulan lalu dilahirkannya.

Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen

"Waktu lahir beratnya 3 kilogram, tapi kini tidak sampai 2,5 kilogram. Saya kebingungan untuk merawat anak ini," katanya saat berbincang-bincang dengan VIVAnews.

Suciati mengaku terkejut ketika dokter memvonis anaknya menderita gizi buruk. Padalah selama ini bayi perempuannya sudah diberikan susu formula sebagai penambah gizinya. Awalnya dia dan suaminya sangat bergembira saat melahirkan putri pertamanya. Bagaimana tidak, keputusannya untuk menikah di usia muda telah membuahkan hasil. Bahkan awalnya dia sudah memperoleh berbagai peralatan bayi dari rekan dan sahabatnya.

Namun tidak diduga saat hendak menyusui anaknnya, Suci selalu mengeluh kesakitan. Air susunya tidak kunjung keluar, meskipun dia menambah asupan makanan sayur-sayuran dan buah, namun tetap dia tidak mampu menyusui anaknya. Akibatnya Sistia selalu memuntahkan air susu yang diminumnya.

Hal itu membuat Suciati bingung sehingga akhirnya dia memutuskan untuk memberikan susu formula pada anaknya. Seminggu setelah mengkonsumsi susu itu kondisi kesehatan anaknya semakin hari semakin buruk.  "Tubuhnya panas dan sering buang air besar yang
berlebihan," ujarnya.

Khawatir terjadi sesuatu, Suciati segera melarikan bayinya ke puskesmas terdekat. Dari hasil pemeriksaan itu diketahui jika Sistia menderita gizi buruk. Atas rujukan puskesmas, Sistia akhirnya dilarikan ke RSUD NTB. Meskipun telah mendapat perawatan rumah sakit, namun kondisi Sistia masih belum membaik.

Sudah tiga hari Sistia berada di rumah sakit dan selama itu dia selalu menangis. Tubuhnya kurus hingga tulang-tulang dada dan punggungnya menonjol keluar. Perutnya kecil dan kulitnya keriput. Meski demikian, matanya tetap memancarkan harapan untuk dapat sehat.

Nadianto sang ayah yang bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan Rp 25 ribu perhari berharap anak pertamanya ini cepat sembuh. Berbagai cara sudah ditempuh Nadianto untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Pasangan muda ini tinggal disebuah rumah kecil dikawasan Gangga Lombok Barat. "Yah sangat mengharapkan  kalau ada donatur yang mau bantu keluarga saya, sementara ini untung ada kesehatan murah dari pemerintah jadi beban saya dapat berkurang," katanya.

Ditahun 2009 ini Nadianto berharap agar kehidupannya semakin membaik. Dia hanya mampu mensyukuri apa yang telah diperolehnya saat ini. Namun bila melihat buah hatinya, Nadianto hanya mampu menghela nafas panjang.

Apa yang terjadi atas anaknya diakuinya sebagai kesalahannya dan istrinya. Karena baru memiliki anak, pasangan muda ini tidak tahu harus berbuat apa terhadap anaknya. "Namanya baru punya anak pak, apalagi air susu ibunya gak keluar, jadi kami bingung harus bagaimana," paparnya.

Reporter: Edy Gustan | Mataram

Anies hadiri acara penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih di KPU.

Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024