M. Kusnaeni

Ada Heskey di Balik Rooney

WAYNE Rooney kini tak ubahnya senapan mesin yang sedang “on fire”. Dalam tujuh pertandingan terakhir, ia sukses memberondong sembilan gol ke gawang lawan. Tak hanya saat tampil di Liga Primer dan Liga Champions membela Manchester United (MU), tapi juga bersama tim nasional (timnas) Inggris.

Catatan sensasional tersebut sungguh bertolak belakang dengan periode dua bulan pertama musim 2008/2009. Ketika itu, terhitung sejak laga Community Shield lawan Portsmouth pada 10 Agustus, Rooney menjalani delapan pertandingan tanpa mencetak satu gol pun. Lalu, apa “rahasia” di balik perubahan besar Rooney tersebut?

Sebagian orang mungkin menunjuk faktor Dimitar Berbatov. Kehadiran striker asal Bulgaria itu membuat Rooney tak lagi jadi petarung tunggal di lini depan. Bermain di belakang Berbatov dianggap lebih memberi kesempatan Rooney untuk mencetak gol dengan tendangan-tendangan kerasnya.

Namun,  bagi saya, Berbatov bukanlah faktor paling dominan di balik kebangkitan Rooney. Dalam berbagai kesempatan, saya justru melihat Berbatov tak terlalu antusias “memanjakan” Rooney. Mantan striker Tottenham Hotspur itu acapkali lebih suka mengeksekusi sendiri ketimbang memberi assist kepada tandemnya.

Jangan lupa, Berbatov sendiri juga tak mudah beradaptasi dengan klub barunya. Sejak debutnya dengan kostum MU –menghadapi Liverpool— pada 13 September, ia butuh sekitar tiga pekan sebelum benar-benar menunjukkan kualitasnya. Baru pada laga Liga Champions lawan Aalborg, 30 September, ia tampil mengesankan dan mencetak dua gol.

Bagi saya, Emile Heskey yang lebih berperan di balik kebangkitan Rooney. Itu dimulai sejak kembalinya striker Wigan tersebut ke timnas Inggris dalam partai uji coba lawan Republik Ceko di Stadion Wembley pada 20 Agustus.

Pelatih Fabio Capello menangkap sebuah “isyarat” menarik dari pertandingan yang berkesudahan 2-2 itu. Heskey yang masuk pada babak kedua menggantikan Jermaine Defoe ternyata bisa lebih menghidupkan permainan Rooney.

Makanya, meski Rooney maupun Heskey sendiri tak mencetak gol, Capello jatuh hati kepada duet baru ini. Keduanya diduetkan lagi pada babak kedua lawan Andorra (10/9), bahkan kemudian jadi starter saat bertemu Kazakhstan (11/10) dan Belarus (15/10).

Pengaruh Heskey terhadap Rooney sangat nyata. Lawan Kazakhstan, ia menyumbang dua gol sekaligus mengakhiri paceklik golnya untuk “The Three Lions”. Performa serupa ia tunjukkan dalam laga berikutnya lawan Belarus.

Tegaskan Hubungan dengan Syifa Hadju Baik-baik Saja, Rizky Nazar: Tidak Ada Orang Ketiga

Heskey tampaknya merupakan jawaban atas masalah “kemandulan” Rooney. Ia membuat “mesin gol” Rooney kembali berfungsi dengan kesediaan menjadikan dirinya sebagai pelayan bagi sang striker. Setelah pulih kepercayaan dirinya, mencetak gol pun jadi rutinitas belaka bagi Rooney.

Heskey yang bertarung mengejar sodoran bola-bola daerah dan umpan terobosan dari lini tengah. Ia juga yang berjuang merebut bola-bola lambung yang dikirim dari garis belakang. Pendek kata, ia ibarat “tembok” yang memanjakan Rooney dengan pantuan bola-bola terarah. Berikutnya, tinggal pintar-pintarnya Rooney memanfaatkan bola pantulan dari Heskey tersebut.

Dengan cara serupa, Heskey mengorbitkan Amr Zaki jadi top scorer sementara Liga Primer. Bahkan, sesungguhnya, peran melayani itu sudah dijalani Heskey sepanjang kariernya. Dimulai pada 1998-2000 ketika ia jadi tandem bagi striker veteran Tony Cottee di Leicester.

Di Liverpool, ia juga sukses mengangkat Robbie Fowler dan Michael Owen jadi striker yang ditakuti di Liga Primer pada akhir dekade 1990-an. Duet Owen-Heskey ini pula yang jadi andalan lini depan timnas Inggris saat memasuki milenium baru.

Heskey memang telah memberi penafsiran baru tentang fungsi dan peran seorang striker. Keliru jika penyerang diukur dari jumlah golnya semata dalam semusim. Bagaimana ia memberi pengaruh positif terhadap rekan duetnya adalah kontribusi yang sama besarnya dengan mencetak gol itu sendiri.

M. Kusnaeni
Pengamat sepakbola

Praz Teguh.

Praz Teguh Nilai Wanita dari Mata Kaki, Reaksi Netizen Pro Kontra

Bagi Praz Teguh, ketika melihat seorang wanita ia tidak suka memandangi bagian dada ataupun pinggang yang menunjukkan seberapa seksi tubuh wanita itu. Tapi dari mata kaki

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024